BANTENRAYA.COM – Puluhan warga Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang memilih budidaya tanaman semangka di lahan sawah karena dinilai lebih menjanjikan.
Saat ini lahan yang sudah berhasil ditanami semangka terdapat 40 hektare lahan sawah yang nantinya bakal diperluas ke sawah-sawah lainnya.
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian atau BPP Kecamatan Pontang Heri Lubis mengatakan, tanaman semangka sebagian besar dibudidayakan di tiga desa.
“Kisaran 30 sampai 40 hektare lahan yang ditanami semangka. Lahan yang paling banyak ditanami semangka ada di Desa Kubang Puji, Desa Sukajaya, dan Desa Linduk,” Ujarnya, Senin, 25 November 2024.
Ia menjelaskan, terdapat 50 lebih petani yang membudidayakan tanaman semangka dan untuk mendapatkan bibitnya mereka masih harus membeli bibitnya di kios-kios.
“Cuma untuk benih semangka belum ada bantuan dari pemerintah karena tanaman ini belum menjadi prioritas utama. Petani makin kesini makin banyak yang awalnya hanya satu sampai tiga orang kini lebih dari 50 orang”katanya.
Lubis menuturkan, para petani di wilayahnya memilih untuk menanam semangka karena dinilai keuntungan yang didapat sangat menjanjikan.
“Karena sangat menjanjikan dan hitungan ekonominya misalkan pada saat nanam mengeluarkan modal Rp1.000, keuntungan pas ketika panen bisa nyampe Rp1.800. Terus dari mulai menanam hanya butuh sampai 75 hari sudah bisa panen, ” Jelasnya.
Baca Juga: Soal Spanduk Multitafsir yang Viral, BKD Provinsi Banten Belum Terima Laporan
Untuk membudidayakan tanaman semangka juga tidak memerlukan biaya yang mahal lantaran petani tidak perlu melakukan pengolahan sawah kembali dan tidak membutuhkan air yang banyak.
“Biayanya juga minim karena petani tidak perlu olah tanah kembali. Biasanya mereka menggali sumur dengan kedalaman 3 sampai lima meter untuk mendapatkan air,” paparnya.
Ia mengungkapkan, pertanian semangka ini akan diperluas ke beberapa desa lainnya supaya petani-petani yang membudidaya semangka semakin banyak.
“Kita sebenarnya sudah melakukan penyuluhan dan sudah kita sosialisasikan supaya bisa disebarluaskan ke desa-desa yang lain. Tapi mereka masih perlu mempelajari cara budidayanya karena rentan dengan hama seperti pusarium dan trip yang menyebabkan tanaman kriting” Paparnya.***
















