BANTENRAYA.COM – Mentri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto meminta setiap desa untuk mendukung program swasembada pangan dan makan bergizi gratis.
Hal itu diungkapkan saat acara sosialisasi ketahanan pangan dan panen melon bersama dalam rangka mendukung pemberdayaan masyarakat desa di Agro Edu Wisata MarkazKomobid di Desa Sambilawang, kecamatan Waringinkurung.
Yandri Susanto mengatakan, untuk mendukung program swasembada pangan makan bergizi gratis dibutuhkan dengan meningkatkan potensi desa.
“Kita dorong desa supaya menjadi desa yang memiliki potensi, misalkan kita buat seperti Desa melon, desa semangka juga boleh, desa tomat, desa cabe. Intinya kita tdak mau desa itu tidak punya penghasilan dan lahannya cenderung menganggur,” ujarnya saat ditemui di Agro Edu Wisata MarkazKomobid, Minggu (24/11).
Ia menjelaskan, tanah-tanah di Kecamatan Wainginkurung sangat cocok untuk menjadi lahan pertanian karena dinilai sangat subur.
“Di kita itu tanahnya sudah subur, tanamannya gampang tumbuh, tapi yang belum subur itu kemauan kita, kebersamaan kita, dan kekompakan kita. maka itulah yang coba saya ajak ke seluruh desa-desa,” katanya.
Baca Juga: BEM STIT dan Warga Tirtayasa Bersatu Menolak Pembangunan PIK di Serang Utara
Yandri menuturkan saat ini Indonesia masih sering mengimpor buah-buahan dan menjadi salah satu negara impor buah yang terbesar di dunia.
“Itu harus kita jawab karena tanah di kita tanam jeruk tumbuh, nanam nanas tumbuh, nanam jengkol tumbuh, nanam kelengkeng tumbuh. Tapi faktanya karena jumlah penduduk semakin banyak dan tidak diikuti oleh produksi yang ada maka mau tidak mau harus impor,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, produksi ketahanan pangan harus dilakukan oleh semua desa di Indonesia mengingat kebutuhan makan bergizi gratis yang begitu besar.
Baca Juga: KPU Gandeng IPPNU Cilegon Terus Dorong Partisipasi Pemilih, Terutama Kaum Perempuan
“Kita perlu vitaminnya dari buah-buahan, perlu rempah-rempahnya, perlu sumber karbonya seperti padi, jagung, dan umbi-umbian, perlu protein di telor dan daging. Kita perlu kebutuhan yang besar karena makan bergizi gratis ini setiap hari,” paparnya.
Setiap desa juga harus bisa memaksimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) supaya perputaran ekonomi menjadi lebih baik.
“Saya berharap 75 ribu desa itu punya keunggulan masing-masing, apalagi ada anggaran ketahanan pangan 20 persen dari APBN. Nanti saya minta di 2025 itu untuk fokus kepada produktifitas yang akan dikelola oleh BUMDes dan harus bisa menghasilkan duit,”.***