BANTENRAYA.COM – Kepergian salah satu anggota Satpol PP Lebak, Yadi Suryadi karena menjadi korban demo anarkis meninggalkan duka mendalam, khususnya bagi keluarga.
Kepergian Yadi tentu menjadi pukulan untuk keluarganya, terlebih Yadi meninggalkan seorang istri dan 4 orang anak, masing-masing berusia 16 tahun, 14 tahun, 10 tahun dan 3 tahun. Salah satu anak Yadi bahkan diketahui mengidap thalasemia.
Penyakit tersebut tentu mengharuskan salah satu anak mendiang Yadi harus rutin melakukan transfusi darah setiap dua pekan sekali.
Baca Juga: Sampai Turun Lapangan, Sejumlah Politikus Tak Malu Lagi Kampanyekan Mantan Pesaing
“Mendiang Yadi merupakan tulang punggung keluarga. Yang bersangkutan meninggalkan seorang istri dan 4 orang anak,” kata Kasi Opdal Dinas Satpol PP Lebak, Anna Wahyudin, Jumat, 11 Oktober 2024.
Yadi sendiri mengawali karirnya di lingkungan Satpol-PP Lebak dan Damkar para 2003 silam sebagai seorang office boy (OB).
Namun karena dinilai memiliki kinerja yang baik, Yadi diangkat menjadi TKS atau Tenaga Kerja Sukarela di Pamong Praja. Saat itu, upahnya hanya Rp 250 ribu.
Baca Juga: 5 Link Twibboh Hari Museum Nasional 2024, Desain Keren dan Kekinian untuk Dibagikan di Media Sosial
Tak berselang lama, Yadi kemudian berstatus honorer hingga saat ini dengan gaji sebesar Rp 2,8 juta perbulan.
Anna melanjutkan bahwa sebetulnya, Yadi saat ini tengah melakukan pemberkasan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Sudah masuk K2 (tenaga honorer kategori dua), dan seharusnya kemarin akun almarhum sudah akan didaftarkan untuk proses PPPK. Tapi takdir berkata lain, beliau wafat karena luka akibat demo yang anarkis,” ungkapnya.
Anna juga mengisahkan, selama menjadi honorer di Satpol-PP dan Damkar Lebak, mendiang Yadi rupanya masih menyempatkan diri berjualan kopi di lokasi yang tak jauh dari kantor dinasnya.
Hal itu dilakukan semata-mata untuk menutupi kebutuhan keluarganya lantaran dirinya masih berstatus honorer di Dinas Satpol PP dan Damkar Lebak.
Sebelumnya diberitakan, Yadi Suryadi anggota Satpol-PP Lebak menjadi korban saat mengamankan aksi demo anarkis penolakan Calon Ketua DPRD Lebak yang dilakukan oleh Paguyuban Masyarakat Peduli Lebak pada 23 September 2024 lalu.
Yadi kemudian dikabarkan meninggal pada Rabu, 9 Oktober 2024 di RS Hermina Tangerang setelah menjalani masa perawatan selama 16 hari. Yadi sudah dimakamkan di TPU Rangkasbitung pada Kamis, 10 Oktober 2024 pagi hari.***