BANTENRAYA.COM – Produksi sampah rumah tangga di Kabupaten Lebak pada tahun 2024 per mencapai 110 ton, jumlah tersebut meningkat 10 persen dibandingkan tahun 2023 yang hanya menghasilkan 100 ribu ton.
Data tersebut beradasarkan data di Tempat Pembuangan Sampah Akhir atau TPSA Dengung, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kabupaten Lebak, Iwan Sutikno mengatakan, volume sampah di TPSA Dengung kian meningkat karena pertumbuhan penduduk Lebak yang semakin pesat.
“Terus bertambah ya, berdasarkan data terkhir ada 110 ton per hari, jadi lumayan banyak juga,” kata dia kepada Bantenraya.com, Kamis 29 Agustus 2024.
Dilanjutkannya, bukan hanya di TPSA Dengung yang mengalami peningkatan. Namun, di TPSA Cihara juga menaikan peningkatan.
Baca Juga: Daftar ke KPU Provinsi Banten, Andra Soni-Dimyati Naik Mobil Elf Jurusan Banten Selatan
“Di Cihara biasanya hanya sekitar 30 ton per hari. Sekarang meningkat menjadi 33 ton per hari,” ucapnya.
Iwan mengungkapkan, peningkatan berada di angka 10 persen jika dibandingkan dengan tahun 2023.
“Untuk tahun 2023 per hari itu bisa mencapai 100 ton. Kini, per hari bisa sentuh angka 110 ton,” paparnya.
Ia menuturkan, sampah rumah tangga menjadi penyumbang terbesar di Kabupaten Lebak.
Baca Juga: Sanuji Pentamarta Daftar ke KPU Lebak Naik Motor Jadul Berwarna Kuning Bersama Istri
“Paling banyak ada di Kecamatan Rangkasbitung ya, untuk jenis sampahnya bervariasi, tapi paling banyak sampah rumah tangga,” terang Iwan.
Untuk menanggulangi limbah sampah yang semakin meningkat, Pemkab Lebak sedeng berusaha untuk membentuk pengelolaan sampah terpadu.
“Sedang proses ya, semoga ini menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Lebak,” pungkas Iwan.
Sementara itu, Aktivis Peduli Lingkungan Lebak, Kandi menjelaskan, penanggulangan sampah harus menjadi prioritas utama. Sebab, apabila tidak segera ditangani berpotensi menimbulkan dampak negatif seperti kesehatan rakyat, terjadi bencana, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Produk Kerajinan Kota Cilegon Laku Keras Pada Pameran Kriyanusa 2024
“Harus segera dilakukan pengelolaan yang sesuai ya, kebayang kalau misal ditunda-tunda nanti Lebak akan menjadi lautan sampah,” ungkapnya.
Ia memberikan sebuah gelar kepada Kabupaten Lebak yaitu Kabupaten rajanya penghasil sampah.
“Dengan volume sampah yang fantastik. Saya rasa Lebak sudah layak mendapatkan penghargaan sebagai raja pengasil sampah,” tandasnya.
“Persoalan sampah memang tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak, kita harus bersama-sama menyelesaikan itu, masyarakat juga harus di edukasi bahwa sampah dapat berdampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik,” tutupnya.***















