BANTEN RAYA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten saat ini tengah melakukan upaya percepatan penurunan angka stunting yang terjadi di sejumlah wilayah di Provinsi Banten.
Hal itu dilakukan untuk mencapai target pemerintah yang menargetkan agar angka prevalensi stunting dapat berada diangka 14 persen pada tahun 2024.
Saat ini, Pemprov Banten terus menggencarkan upaya penanganan stunting dengan berkolaborasi bersama berbagai stakeholder. Bahkan, Pemprov Banten menganggarkan dana sebesar lebih dari Rp 600 Milliar untuk penanganan angka stunting di Provinsi Banten.
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar menyampaikan, saat ini pihaknya tengah melakukan pengukuran dan penimbangan anak-anak se-Provinsi Banten. Menurutnya, saat ini masih ada sekitar tujuh persen anak di Banten yang mengalami stunting. Untuk itu, ia meminta agar semua pihak lebih waspada dan perduli akan stunting.
“Kita sudah mendekati di 88 persen untuk melakukam pengukuran dan penimbangan ituz beberapa hari ke depan masih ada waktu mencakup itu,” katanya usai menghadiri acara peringatan Hari Keluarga Nasional ke-31 Tingkat Provinsi Banten Tahun 2024 di Kota Cilegon, Sabtu (22/6/2024).
Baca Juga: Mantan Ketua KPU Kabupaten Serang Jadi Petani Jagung
“Data kita saat ini , kira-kira Provinsi Banten itu masih ada sekitar 7 persen saja yang stunting, mungkin kalau datanya sudah menyeluruh rentangnya di sekitar segitu ya. Kita harapkan, mudah-mudahan target pemerintah pusat untuk mencapai 14 persen bisa terwujud, kita sudah melampaui itu” sambungnya.
Al Muktabar menuturkan, saat ini pihaknya telah melakukan sejumlah langkah-langkah penanganan stunting dengan memberi makanan-makanan bergizi bagi anak-anak yanh ada di Banten.
Selain itu, kata dia, bagi masyarakat yang telah terdata juga dikirimi bahan makanan bergizi seperti susu dan telur setiap bulannya untuk mencegah terjadinya stunting.
“Kami berharap ibu-ibu bisa memberikan susu eksklusifnya kepada anak-anak usia nol sampai 6 bulan. Kemudian bagi anak-anak di atas 6 bulan, sudah mulai memungkinkan untuk mengkomsumsi makanan-makanan tambahan. Maka kita upayakan betul agar makanan-makanan yang dikonsumsi itu memiliki nilai gizi yang baik,” tuturnya.
Al Muktabar juga mengungkapkan, pemerintah daerah telah melakukan daya dukung melalui dapur PKK dengan memberikan menu makanan bergizi kepada warga masyarakat. Ia mengatakan, saat ini pihaknya juga tengah menyusun program tersebut untuk dapat dilaksanakam secara serentak oleh Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Banten.
Baca Juga: Server Down, Pendaftaran PPDB Diperpanjang Tiga Hari
“Pada dasarnya di Banten sudah dilakukan, kita sudah uji coba beberapa waktu yang lalu di kabupaten pandeglang. Kita juga telah menyiapkan anggaran yang memadai, baik oleh provinsi maupun kabupaten kota, kita akan mendorong terus untuk menurunkan angka stunting ini semaksimal mungkin,” pungkasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Wahidin menyampaikan, peringatan hari Keluarga Nasional ke-31 tahun ini, BKKBN mengambil tema keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.
“Untuk bisa menggapai cita-cita menuju Indonesia Emas tentu dimulai dari bagaimana upaya meningkatkan kualitas keluarga, agar semua anak-anak yang lahir dipastikan tidak mengalami stunting,” kata Wahidin.
Ia juga mengatakan, terdapat beberapa upaya yang dilakukan BKKBN bersama seluruh stakeholder baik di tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten/kota agar anak-anak yang lahir tidak stunting.
“Saat ini BKKBN telah melakukan pendampingan keluarga mulai dari remaja sebelum menikah. Sejak dari remaja sudah kita lakukan pendampingan, salah satunya yaitu tiga bulan sebelum menikah kita lakukan skrining tes,” ungkapnya.
Baca Juga: IG Disnaker Cilegon Diretas, Warga Diminta Lakukan Unfollow Segera
“Baik laki-laki atau perempuan, sebelum menikah harus bisa dipastikan sehat secara rohani dan jasmaninya. Kemudian pengawalan tersebut berlanjut ketika si perempuan hamil, harus dipastikan agar ibu hamil dapat mendapatkan gizi yang cukup serta pemeriksaan kesehatan dengan baik. Maka kita akan dampingi sampai dengan melahirkan dan sampai anaknya berusia dua tahun,” sambungnya.(***)