BANTEMRAYA.COM -Dalam rangka menekan angka pernikahan dini, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten, bersama dengan Harian Lokal Banten Raya dan Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten melaksanakan desiminasi pencegahan perkawinan anak di SMA IT Raudhatul Jannah Cilegon.
Dalam sambutannya, Siti Ulfah Fatimah, Analis Pekerja Sosial pada DP3AKKB Provinsi Banten menyampaikan angka pernikahan anak di Provinsi Banten mencapai 7,0 persen pada tahun 2022.
Kegiatan ini, lanjutnya, salah satu upaya untuk menekan angka pernikahan anak. Oleh karena itu, DP3AKKB Provinsi Banten serius berupaya melakukan sosialisasi di sekolah dan perguruan tinggi agar pelajar dan mahasiswa tidak melakukan pernikahan dini.
Di lokasi yang sama Entin Oliantini, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak pada DP3AKKB Provinsi Banten mengucapkan terima kasih kepada SMA IT Raudhatul Jannah Cilegon yang bersedia menjadi tuan rumah kegiatan ini.
Baca Juga: Isro Minta Jemaah Saling Peduli, Minta Jemaah Haji Lansia Didampingi
“Kami mendorong agar pelajar pada jenjang pendidikan SMA dan SMK untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” ucapnya.
Sementara itu, Iin Ratna Sumirat, salah seorang pembicara dalam materinya menyampaikan, jika menikah di usia anak, maka tidak akan diakui negara. Jika tidak diakui negara, maka dokumen kenegaraan tidak akan biaa terpenuhi seperti akte kelahiran dan dokumen lainnya.
Senada disampaikan Satibi, Wartawan Banten Raya dalam materinya bahwa media memiliki tanggungjawab dalam melakukan sosialisasi pencegahan pernikahan anak. Bahkan media, salah satu upaya stategis dalam menekan angka pernikahan anak.
Kiki Maullidina, Kepala Sekolah SMA IT Raudhatul Jannah Cilegon mengucapkan terima kasih karena telah mempercayakan SMA IT Raudhatul Jannah Cilegon sebagai tuan rumah kegiatan ini.
Baca Juga: Gegara Korsleting Listrik, 5 Rumah di Kragilan Kabupaten Serang Ludes Terbakar
“Semoga kegiatan ini bisa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peserta didik,” harapnya. (*)