BANTENRAYA.COM – Polemik seleksi pegawai di RSUD Labuan dan Cilograng, Provinsi Banten terus memicu keresahan.
Proses rekrutmen pegawai RSUD Labuan dan Cilograng yang diduga tidak transparan kini berbuntut panjang setelah muncul pengakuan dari calon pegawai yang mengaku dipecat secara sepihak.
Wakil Ketua DPRD Banten Barhum menilai, persoalan yang terjadi di RSUD Labuan dan Cilograng tak bisa dianggap sepele.
Baca Juga: Tipu Warga dengan Rayuan Maut Lolos jadi PNS, Oknum ASN Kemenag Cilegon Dituntut 3 Tahun Penjara
Ia menyebut, banyak aspirasi masyarakat yang masuk ke DPRD terkait proses seleksi yang dinilai amburadul dan minim keterbukaan.
Menurutnya, panitia seleksi wajib membuka dialog dengan masyarakat dan menyelesaikan berbagai persoalan administratif yang masih menggantung.
“Kami banyak menerima penyampaian aspirasi terkait seleksi karyawan RSUD Labuan dan Cilograng. Kami di DPRD terus mengawal proses ini dengan baik agar situasi tetap kondusif,” katanya.
Baca Juga: Yakin Mau Ikut Tren Kabur Aja Dulu? WNI Ini Bongkar Sisi Gelap Tinggal di Australia
“Pengumuman yang tersendat dan persoalan-persoalan lain itu harus segera dibereskan oleh panitia secara objektif dan selektif. Ini penting agar operasional rumah sakit bisa segera berjalan.” kata Barhum.
Bahrum juga menyampaikan, keterbukaan dari pihak panitia seleksi, termasuk Dinas Kesehatan Provinsi Banten adalah hal penting untuk dilakukan.
Hal itu guna menjawab berbagai pertanyaan publik yang selama ini belum terjawab. Terlebih, kasus ini sudah menyangkut nama baik pemerintah daerah.
Baca Juga: Judulnya Sih SPMB Daftar Online, tapi Masih Banyak Orang Tua di Cilegon yang Datang ke Sekolah
“Kalau ada unsur masyarakat yang belum tahu sepenuhnya, saya kira panitia baik itu OPD terkait harus duduk bersama membahas dan menjelaskan perkaranya,” ungkapnya.
“Maka panitia, termasuk Dinkes, itu harus mau buka ruang dialog. Dan jelaskan ke masyarakat agar perlu tahu alasan dan prosesnya secara transparan.” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi I DPRD Banten, Umar Barmawi, juga turut menyampaikan keprihatinan atas carut-marutnya proses rekrutmen ini.
Ia mengaku sudah memanggil sejumlah instansi yang terlibat, termasuk Dinas Kesehatan, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), dan manajemen RSUD, untuk dimintai penjelasan.
“Kemarin kami di Komisi I sudah memanggil OPD yang bersangkutan untuk mendengarkan langsung apa masalahnya,” ujar Umar.
“Kami sangat prihatin, karena dari hasil pemanggilan itu terungkap bahwa ada calon pegawai yang sudah bekerja, tapi diberhentikan begitu saja. Padahal mereka sudah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya.” tambahnya.
Baca Juga: Sempat Bebas, Willy Terdakwa Penjualan Cula Badak Divonis 1 Tahun oleh MA
Umar menilai, hal ini sebagai bentuk kelalaian dari panitia seleksi dan pihak manajemen rumah sakit. Menurutnya, dalam proses rekrutmen, aspek kehati-hatian dan profesionalisme harus diutamakan.
“Panitia seleksi dan manajemen RSUD semestinya tidak gegabah,” tegasnta.
“Jangan sampai keputusan yang diambil justru merugikan orang lain. Maka kami mendesak agar Pemprov Banten bisa segera mencari solusi konkret.” jelasnya.
Diketahui, salah satu korban dari seleksi yang bermasalah ini adalah Iis Nurlina, calon pegawai RSUD Labuan.
Baca Juga: Berikan TPP dan Gaji 13 Tepat Waktu, Dewan Apresiasi Bupati dan Wakil Bupati Serang
Kisahnya menjadi viral setelah ia mengaku diberhentikan hanya melalui sambungan telepon, tanpa ada penjelasan formal, padahal ia telah menandatangani kontrak kerja dan sempat bekerja selama satu hari.
“Saya kecewa sekali, sudah menandatangani kontrak, saya bahkan sudah berhenti dari pekerjaan lama karena percaya dengan proses ini,” ujar Iis.
“Tapi tiba-tiba saya ditelepon dan diberhentikan tanpa alasan jelas. Ini sangat merugikan saya secara pribadi.” imbuhnya.
Baca Juga: LENGKAP! Jadwal Pertandingan Piala Presiden 2025, Dari Babak Penyisihan Grup Hingga Partai Final
Iis mendesak panitia seleksi dan instansi terkait untuk memberikan pertanggungjawaban kepada para calon pegawai yang merasa dirugikan.
“Kami minta pertanggungjawaban panitia yang sudah mempermainkan nasib kami. Jangan seenaknya, karena ini menyangkut hidup orang,” pungkasnya. ***