BANTENRAYA.COM – Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten terus berupaya mengendalikan laju inflasi, salah satunya dengan mendorong tumbuhnya sentra-sentra produksi komoditas pangan atau sentra pangan untuk menekan kenaikan harga.
Hal ini sebagaimana disampaikan olej Penjabat atau Pj Sekretaris Daerah atau Sekda Provinsi Banten, Nana Supiana, usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagri RI pada Senin, 14 April 2025.
“Kita ingin penanganan terhadap komoditas yang naik tidak dilakukan secara simbolik, tetapi substansial dan berdampak langsung pada harga di pasar,” ujar Nana di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang.
Menurutnya, pengendalian inflasi tidak cukup hanya dilakukan melalui operasi pasar semata, tetapi juga dengan membangun ekosistem produksi yang kuat.
Baca Juga: Kota Cilegon Targetkan Peringkat 5 di MTQ Provinsi Banten 2025
Untuk itu, Pemprov Banten mendorong pembentukan sentra pangan, terutama bagi komoditas yang kerap mengalami lonjakan harga seperti bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit.
“Sentra-sentra pangan itu bisa berasal dari inisiatif pemerintah daerah maupun masyarakat, seperti rumah tangga. Ini penting agar kita tidak hanya bergantung pada pasokan luar,” jelasnya.
Nana juga menyoroti pentingnya menjaga psikologi pasar.
Menurutnya, keberlanjutan operasi pasar, keterjangkauan harga, serta komunikasi yang efektif kepada masyarakat menjadi kunci untuk mencegah kepanikan konsumen.
“Kalau stok tersedia dan harganya wajar, masyarakat tidak panik. Itu indikator bahwa sistem kita berjalan,” ujarnya.
Baca Juga: Negara Indonesia di Ujung Tanduk? Inilah Bahaya Apabila Jabatan ASN Diisi Orang yang Tidak Kompeten
Berdasarkan pemantauan di lapangan, beberapa komoditas tercatat mengalami kenaikan harga pasca Idulfitri.
Di antaranya beras premium dan medium, bawang merah, bawang putih, cabai merah keriting dan besar, tepung terigu, bandeng, serta garam konsumsi.
Kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Serang.
“Dari 23 komoditas yang dipantau, sebagian memang masih terdampak pola konsumsi lebaran. Tapi harus tetap diwaspadai,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menunjukkan, pada Maret 2025, inflasi month-to-month (mtm) di Banten tercatat 2,02 persen. Inflasi year-on-year (yoy) sebesar 0,28 persen, sementara inflasi tahun kalender mencapai 0,70 persen.
Baca Juga: Pemkab Lebak Butuh Rp8 Miliar untuk Revitalisasi Alun-alun Rangkabitung
Ke depan, Nana memastikan Pemprov Banten akan terus memantau harga dan mengevaluasi kinerja pengendalian inflasi hingga ke level daerah.
“Saya ingin tren harga bisa ditekan, tidak stagnan di level tinggi seperti beberapa bulan terakhir,” pungkasnya.***