BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang memiliki target Standar Pelayanan Minimal (SPM) kepada 32.098 orang terduga kasus Tuberkulosis (TBC) di 2024.
Sementara hingga April, Pemkab Pandeglang baru menerima laporan sebanyak 11 ribu kasus yang tercatat dalam Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).
Sementara di triwulan pertama tahun 2024, jumlah ril kasus yang sudah terkonfirmasi positif TBC, Dinkes sendiri mencatat sedikitnya ada 859 orang yang terinfeksi Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Pandeglang.
Baca Juga: Progres Pembangunan Capai 90 Persen, Serah Terima Pasar Baros ke Pedagang Ditargetkan Agustus
Dari 859 penderita, 787 diantaranya merupakan orang dewasa dan 72 diantaranya merupakan anak-anak. Saat ini semuanya masih menjalani pengobatan.
Hal tersebut diketahui saat Dinkes Pandeglang menggelar Sosialisasi Peranan Desa Dalam Penanggulangan di hotel S’Rizki Pandeglang pada Senin, 20 Mei 2024.
Kepala Dinkes Pandeglang, Eniyati menerangkan bahwa target SPM sendiri perlu dipenuhi guna menekan kasus ril dari TBC dengan cara pencegahan preventif atau saat baru memasuki gejala.
“Kita harus bersama bergerak agar mencapai maksimal karena untuk mengakhiri epidemi TBC menjadi salah satu target penting dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals) yang harus dicapai bersama,” kata Eniyati kepada Bantenraya.com.
Dikatakan Eniyati, beberapa kendala yang terjadi dalam penanganan kasus TBC diantaranya adalah minimnya pemahaman masyarakat dan putusnya pengobatan yang dilakukan.
“Ini memang agak sulit, karena masyarakat memandang TBC ini seolah penyakit memalukan sehingga terkesan menutupi jika terjadi kasus,” ungkapnya.
Baca Juga: Atasi Kendala Kredit Macet, Bank bjb Bekerjasama dengan Kejari Cilegon
Bupati Pandeglang, Irna Nurlita mengatakan, bukan hanya tingkat daerah bahkan indonesia masuk 8 negara terbesar yang memiliki kasus terbanyak TBC.
“Dalam upaya percepatan penanganan Tuberculosis atau TBC, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui berbagai pilar, yakni pencegahan, promosi kesehatan, deteksi, pengobatan, dan surveilans serta lintas sektor, ” tutur Irna
Ia berharap melalui evaluasi pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis dapat tercapai di tahun ini. ***


















