BANTENRAYA.COM – Sebanyak 5 juta ton sampah per tahun masih dibuang di alam bebas atau belum dikelola dengan baik.
5 juta ton sampah tersebut jelas dianggap menjadi masalah lingkungan serius di masa mendatang.
Untuk itu, konsep pengelolaan sampah yang dimiliki Kota Cilegon bisa menjadi salah satu solusi tepat dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
Baca Juga: Angka Pengangguran ‘Juara’ Nasional, Pemprov Banten Minta Tenaga Kerja Lokal Jadi Prioritas
Dimana, sampah bisa memiliki nilai ekonomis baik dari produknya, penyerapan tenaga kerja dan tentu saja puluhan bahkan ratusan ton sampah bisa teratasi.
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Restuardy Daud menjelaskan, mengutip data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2024, di Indonesia terdapat 15,2 juta ton timbulan sampah per tahun.
Timbulan sampah itu sebagian besar atau sekira 80 persen ternyata berasal dari Pulau Jawa.
“Dari jumlah itu, baru 67,8 persen atau 10,3 juta ton sampah per tahun yang sudah terkelola,” ujar Restuardy saat menjadi keynot speaker Diskusi Panel bertema Konversi Sampah menjadi Energi untuk Masa Depan Berkelanjutan, pada CSS yang digelar AKKOPSI di Kota Cilegon, Selasa 7 Mei 2024.
Sedangkan sekitar 30 persen atau lima juta ton masih dibuang ke alam. Ini yang kita khawatirkan,” katanya.
Untuk itu, Restuardy mengapresiasi langkah Pemkot Cilegon yang telah tumbuh dengan cepat jika dilihat dari indikator pembangunan sosial ekonomi, SDM, pembangunan infrastruktur, hilirisasi industri, akses pelayanan publik meningkat, termasuk dalam hal pengolahan sampah.
Baca Juga: Tepis Isu Perpecahan di Keluarga Jelang Pilkada Lebak, Nabil Tegaskan All Out Dukung Hasbi Jayabaya
“Kami mengapresiasi CSS yang digelar di Kota Cilegon. Ini merupakan bentuk konkret komitmen AKKOPSI dan sama-sama kita dukung demi Indonesia yang sehat dengan pemenuhan kebutuhan sanitasi yang baik, salah satu kebutuhan dasar air minum dan juga penanganan sampah,” kata Restu.
Bicara sanitasi, kata Restuardy, adalah hal yang sangat luas. Bukan hanya bagaimana membangun fasilitas air minum yang sehat tapi juga masalah lingkungan yang bebas dari sampah, termasuk kebencanaan di dalamnya.
“Kami berharap sesi ini dijadikan forum membangun komitmen bersama menyelesaikan sampah karena sampah adalah salah satu bidang sanitasi yang harus diselesaikan,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemkab Pandeglang Lebih Utamakan Sistem Zonasi di PPDB 2024, Sementara 3 Jalur Lainnya…….
Direktur Jenderal Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf menilai, untuk menyelesaikan masalah sampah, perlu dukungan dari masyarakat.
Hal itu karena sumber utama sampah lebih dari 50 persen berasal dari limbah rumah tangga.
“Sampah kita sebagian besar dari hasil sisa makanan. Oleh karenanya kesadaran masyarakat itu penting,” katanya.
“Kami dari Kemenkes juga terus mendukung pengolahan sampah ini menjadi hal yang produktif dan bernilai ekonomi atau menjadi energi berkelanjutan,” jelas Anas.
Baca Juga: Paslon Perseorangan Wajib Kumpulkan 74.710 KTP ke KPU Pandeglang, Serahkan atau Dicoret!
Menurutnya, pengelolaan sampah yang tidak baik seperti pembakaran, justru menjadi risiko pencemaran udara.
Oleh karenanya, Kemenkes mendukung pengolahan sampah yang dilakukan Pemkot Cilegon untuk ekonomi sirkular.
“Sumber energi kita dari bumi sangat terbatas, kami dukung pengolahan sampah yang ramah lingkungan supaya sisa sampah jadi nol,” tuturnya.
Baca Juga: 5 Juta Wajib Pajak Masih Mangkir Belum Lapor SPT Tahunan ke Negara
“Kalau dikelola dengan baik, sampai di daerah bisa minus dan bahkan mencari sumber sampah lagi,” ungkapnya.
“Catatan kami kalau mau dikelola, pengolahan sampah mesti ramah lingkungan sehingga tidak terjadi faktor risiko,” katanya.
Vice President Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Biomassa PLN, Anita Puspitasari, memaparkan, kerjasama PLN Grup dengan Pemkot Cilegon dimulai sejak 2020-an, dimana BUMN tersebut mulai mengganti bahan bakar batu bara ke yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Saling Ejek di Medsos, Remaja Bawa Celurit asal Tangerang Diamankan Polisi
“Untuk mengawali kerja sama ini, kami mencoba mencari beberapa pemda. Dari sekian banyak daerah yang kami ajak, Cilegon termasuk yang sangat menyambut baik sehingga kerja sama ini dilakukan dan menjadi inspirasi bagi daerah yang lain,” katanya.
Sedangkan Koordinator Sanitasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Erlaisa Wahanudin menilai, apa yang sudah dilakukan Pemkot Cilegon sangat tepat dengan mengelola sampah menjadi bahan energi pengganti batu bara untuk pembangkit listrik.
Diketahui, PLN Grup berkolaborasi dengan Pemkot Cilegon dinilai berhasil mengolah sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.
Baca Juga: Penjelasan Ending The Midnight Studio, Ada Pesan Tersembunyi Studio Foto Malam Lanjut ke Season 2?
Pabrik BBJP ini menyerap 30 ton sampah segar kota setiap harinya untuk dijadikan bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya.
Keberhasilan Cilegon dalam mengelola sampah itulah yang kemudian diangkat menjadi isu utama CSS AKKOPSI pada 6-8 Mei, di Kota Cilegon.
Acara ini dihadiri oleh delegasi dari 166 kabupaten/kota. Bahkan ada 24 wali kota dan bupati yang hadir secara langsung dan melakukan kunjungan ke TPSA Bagendung. ***