BANTENRAYA.COM – Riki Wartakusumah 24 tahun, merupakan pemuda asal Kabupaten Pandeglang yang terbilang sukses berprestasi hingga menyabet berbagai juara di kompetisi tingkat Internasional.
Teranyar, Riki menjadi presenter dalam Symposium Medical School Kirikkale University di Turki pada tahun 2022. Sebelumnya, Riki juga perna menjadi runer up perlombaan inovasi dan teknologi yang digelar College Subang Jaya Malaysia tahun 2019.
Riki sangat tertarik dalam dunia kesehatan, ia pun berhasil masuk ke Universitas Gajah Mada (UGM) dengan mengambil jurusan Ilmu Keperawatan, di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan.
Riki lahir dari keluarga yang terbilang sederhana, Ibu Riki ialah seorang bidan di Puskesmas Labuan, Kabupaten Pandeglang. Dan Ayahnya merupakan pensiunan pegawai.
“Sebagai orang tua yang berstatus PNS, sulit untuk saya mendapatkan beasiswa, bahkan untuk biaya uang kuliah tunggal (UKT) saat di Universitas Gajah Mada itu mencapai Rp9 juta, belum lagi biaya hidup di Jogjakarta yang tentu menambah beban keuangan,” kata Riki saat dikonfirmasi Bantenraya.com, Minggu 28 April 2024.
Riki melanjutakan, kedua orangtuanya juga harus berhutang kepada bank maupun saudara supaya bisa memenuhi biaya pendidikannya.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, 4 Bencana Menerpa Kabupaten Lebak, Ratusan Rumah hingga Jalan Terdampak
Menyadari hal tersebut, Riki termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam bentuk prestasi untuk membuat bangga orang tuanya.
“Jika ditotal biaya kuliah bisa sampai Rp90 juta sampai lulus. Alhamdulillahnya dengan ikut lomba dan pertukaran pelajar ke luar negeri sebetulnya uang Rp90 juta sudah cashback kembali baik dalam bentuk uang dan bentuk lainnya,” jelas anak kedua dari tiga bersaudara tersebut.
Saat ini Riki bekerja sebagai asisten peneliti di Pusat Penelitian Prilaku dan Promosi Kesehatan UGM. Ia juga punya mimpi, ingin membuka layanan klinik kesehatan khusus diabetes dan perawatan luka di Pandeglang.
“Saya berharap dapat berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Banten, serta membantu mengurangi beban penyakit kronis yang menjadi tantangan utama bagi kesejahteraan mereka,” tutur Riki.
Riki tengah menunggu beasiswa dari pemerintah Jepang untuk melanjutkan study S2 di Kanazawa University. Apabila beasiswa dinyatakan diterima, Riki akan mengembannya sebagai amanah dan tanggung jawab besar untuk memberikan dampak positif yang lebih luas di masyarakat.
“Cita-cita saya ke depan tidak hanya berkutat pada pengembangan diri sebagai seorang peneliti, tetapi juga melibatkan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Banten, tempat kelahiran saya,” kata Riki. (***)