BANTENRAYA.COM – PT MC Pet Film Indonesia atau MFI baru saja meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS.
PLTS milik PT MFI menggunakan panel surya yang dipasangkan di atap pabrik.
PT MFI merupakan produsesn polyester film yang lokasinya berada di Jalan Raya Merak, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon.
Penggunaan tenaga surya sebagai sumber energi merupakan komitmen dari PT MFI mewujudkan industry yang ramah lingkungan, ditambah lagi PT MFI memunyai visi untuk menjadi perusahaan KAITEKI global sejati dan pemimpin pasar pada industry Advance Film Sheet di Asia Pasifik pada tahun 2030 mendatang.
Pada pemasangan PLTS di atap pabrik, PT MFI bekerjasama dengan PT Xurya Daya Indonesia salah satu penyedia PLTS di Indonesia.
PLTS ini diklaim menghasilkan listrik sebesar 2,4 juta kWh per tahun, namun belum sepenuhnya operasional pabrik menggunakan tenaga surya atau sekitar 7 sampai 8 delapan persen kebutuhan energi perusahaan.
Peresmian PLTS PT MFI juga dihadiri oleh Plt Sekretaris Dinas Lingkungah Hidup atau DLH Provinsi Banten Ruli, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Cilegon Muhriji, Lurah Gerem Rahmadi Ramidin, serta sejumlah pejabat PT MFI dan PT Xurya.
Pemasangan PLTS ini sejalan dengan target internal MFI, yaitu mengurangi sekitar 30 persen dari total emisi karbon yang dihasilkan hingga tahun 2030.
Baca Juga: Cara Naik dan Jadwal Damri ke Wisata Pantai Sawarna, Dijamin Anti Pegal Diperjananan
“Salah satu kebijakan dari MCG (Mitsubishi Chemical Group) adalah komitmen terhadap ramah lingkungan dan perubahan iklim secara global. Kami dari MFI menterjemahkannya sesuai dengan keadaan Indonesia dan perusahaan kami, yakni dengan membuat roadmap jangka menengah dimana target tahun pertama di tahun 2023 adalah salah satunya dengan instalasi PLTS,” kata Bambang H Sastrosatomo selaku Presiden Direktur PT MFI.
Bambang juga berharap dengan beroperasinya PLTS ini, bisa menjadi mitigasi perusahaan dalam mengatasi perubahan iklim.
“Dengan selesainya konstruksi dan instalasi PLTS ini, akan menjadi bagian penting secara strategis kontribusi MFI terhadap penurunan emisi karbon global” kata Bambang.
Vice President of Operation Xurya Daya Indonesia Philip Effendy mengatakan mengaku bangga dapat terlibat dalam perjalanan PT MFI menuju perusahaan yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Bencana Mulai Bermunculan di Lebak, BPBD Minta Warga Waspada
“PLTS Atap yang terpasang di pabrik MFI dipastikan memiliki kualitas terbaik yang mampu beroperasi hingga lebih dari 25 tahun ke depan,” kata Philip.
Hal ini akan menjadi salah satu momen penting untuk menggerakan para pelaku industri dan bangunan komersial untuk mulai berkontribusi dalam target Emisi Nol Bersih Indonesia pada tahun 2060 mendatang.
Modul panel surya yang terpasang di pabrik MFI, kata Philip, berjumlah sebanyak 3510 buah atau setara dengan kemampuan menyediakan listrik untuk sekitar 1.700 rumah.
“Sistem PLTS Atap Xurya yang beroperasi di pabrik MFI ini dapat menghasilkan energi bersih sebanyak lebih dari 2,4 juta kWh setiap tahunnya atau setara dengan penekanan emisi karbon sebesar 2,2 juta kilogram per tahun,” urainya.
Baca Juga: Kapan Batas Waktu Qadha Puasa Ramadhan? Cari Tahu Jangan Sampai Terlewat!
Philip menganalogikan, besarnya penekanan emisi karbon ini setara dengan dampak positif penanaman lebih dari 29 ribu pohon.
“Selain MFI, sudah lebih dari 150 perusahaan telah bermitra dengan Xurya dalam penggunaan PLTS Atap untuk mengurangi ketergantungan mereka pada sumber energi konvensional yang tidak ramah lingkungan,” ucapnya.
Plt Sekretaris DLH Provinsi Banten Ruli mengatakan, pemerintah komitmen untuk mendorong agar industri melakukan perubahan terhadap operasional perusahaan yang ramah lingkungan.
“Industri yang sumber energi menggunakan energi batubara, harus mulai melakukan perubahan,’ kata Ruli.
Baca Juga: Pemkab Serang Bingung dan Masih Cari Solusi Atasi Masalah Pembuangan Sampah
Ruli menambahkan, di Provinsi Banten sudah ada beberapa industri yang mulai menggunakan energi ramah lingkungan.
“PLTU Suralaya saja menggunakan tenaga surya untuk penerangan jalan di pabriknya. Kita harus memulai ke energi ramah lingkungan meski dalam skala kecil,” pintanya***