BANTENRAYA.COM – Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Pandeglang mencatat 3 kasus kematian akibat merebaknya demam berdarah dengue atau DBD.
Ketiga kasus tersebut terjadi hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, yakni di Februari 2024.
Masing-masing berasal dari Kecamatan Karang Tanjung, Panimbang, dan Kaduhejo
“Di Februari kita ada tiga kasus meninggal. Satu diantaranya itu masih balita, di Kecamatan Kaduhejo,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pandeglang, Dian Handayani, Jumat, 23 Februari 2024.
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik Membaca Doa Malam Nisfu Syaban? Berikut Tata Cara Melakukannya
Di Periode Januari 2024, kasus DBD di Kabupaten Pandeglang mengalami peningkatan secara signifikan dengan total 308 kasus jika dibandingkan dengan periode Desember 2023 lalu yang terdapat sekitar 273 kasus.
Dikatakan Dian, Kecamatan Labuan merupakan wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak dengan 45 kasus, diikuti Labuan 29 kasus dan Panimbang serta Carita dengan masing-masing 19 kasus.
“Untuk kasus Februari kita belum menerima data lengkapnya. Tapi sejauh ini mengalami sedikit penurunan meski harus ada tiga kasus meninggal,” tutur Dian.
Dalam proses penanganan DBD di Kabupaten Pandeglang, Dinkes dan puskesmas sendiri memiliki peranannya masing-masing. Pembagian tugas tersebut diharapkan bisa menekan jumlah kasus DBD di Pandeglang.
Dalam hal ini, kata Dian, peran dari Dinkes lebih kepada melakukan sosialisasi ke masing-masing puskesmas dan memberikan bimbingan teknis.
“Untuk puskesmas ada penyuluhan ke masyarakat, kemudian penyelidikan epidemiologi, dan pelaksanaan fogging,” ujarnya.
Dian menerangkan, upaya diagnosis seseorang untuk memastikan positif atau tidaknya DBD membutuhkan prosedur yang kompleks.
Mulai dari menganalisa gejala, pemerikasaan trombosit, dan pemeriksaan IgG IgM.
“Kalo hanya gejala kan seperti demam tiga hari, mual, muntah, dan pusing itu mirip dengan gejala penyakit lain seperti tipoid dan malaria. Jadi ya masyarakat harus segera melakukan pengecekkan ke pusat kesehatan sedini mungkin,” terangnya.
Sejauh ini, Dinkes Pandeglang sudah melakukan berbagai upaya preventif untuk menekan kasus DBD.
Namun, kondisi cuaca yang yang tidak menentu, membuat nyamuk penyebab DBD berkembang dengan pesat.
Guna menghadapi kemungkinan bertambahnya lonjakan kasus DBD di tahun 2024, Dian mengaku bahwa Pemkab Pandeglang sudah sangat siap dalam hal penyediaan layanan kesehatan.
“Kalo pencegahan kita tidak bosan mengingatkan masyarakat untuk 3M plus, kemudian ada kader Jumantik. Kalo untuk penanganan kita sangat siap, mulai dari kamar perawatan, obat-obatan, dan juga tenaga medis,” tandasnya.***


















