BANTENRAYA.COM – Pemprov Banten masih mengandalkan 2 sektor pajak sebagai penghasilan utama pendapatan asli daerah (PAD).
Kedua jenis pajak andalan PAD tersebut adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Banten EA Deni Hermawan, mengaku 2 jenis pajak tersebut masih menjadi sektor penghasilan utama PAD Pemprov Banten.
Baca Juga: Caleg DPRD Banten dari PAN Ini Sebut Aplikasi Sirekap Sebagai Teknologi Gagal
“Saat ini yang masih mendominasi yaitu sektor PKB dan BBNKB. Sektor PKB itu hampir 63 persen dari pendapatan asli daerah (PAD) kita,” kata Deni kepada wartawan, Rabu 21 Februari 2024.
Ia menjelaskan, terdapat beberapa sektor penerimaan pajak yang menjadi kewenangan provinsi.
Di antaranya, kata dia, ada PKB, BBNKB, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, cukai rokok dan air permukaan.
Akan tetapi, PKB dan BBNKB dianggap masih menjadi sektor utama yang berpotensi besar dalam PAD.
Baca Juga: Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan Lengkap, dari Tulisan Arab, Latin hingga Artinya
Di samping itu, Deni menegaskan bahwa, pihaknya bersama dengan para OPD penghasil terus melakukan akselerasi dalam rangka meningkatkan retribusi maupun pendapatan lain-lain yang sah.
“Jadi kita terus melakukan koordinasi, sinergitas dengan OPD terkait, dan dengan kabupaten kota, guna mencapai target yang ditentukan,” tegasnya.
Lebih lanjut Ia menuturkan, pihaknya juga saat ini tengah melakukan optimalisasi agar bisa terus meningkatkan raihan pendapatan daerah.
Salah satunya dengan cara memaksimalkan potensi pajak lainnya yang merupakan kewenangan dari Provinsi Bnaten.
Baca Juga: Drachin Dusk Love Episode 1-24 Full Sub Indo: Jadwal Tayang, Sinopsis dan Link Nonton
“Kita saat ini sedang melakukan beberapa langkah-langkah lainnya, di samping kita memang melakukan upaya-upaya bersama dengan teman-teman jajaran benda,” upaparnya,
“Kita juga bersama dengan OPD-OPD terkait melakukan optimalisasi pendapatan dengan cara memanfaatkan apa yang menjadi potensi di luar mata pajak yang menjadi kewajiban di kewenangan provinsi,” tuturnya.
Diketahui, target APBD tahun anggaran 2024, dari sektor pajak yakni sebesar Rp8.284.849.811.619.
Baca Juga: Tak Terima Kalah Suara, Diduga Timses Caleg di Lebak Obrak-abrik Pos Ronda
Dari sektor PKB sebesar Rp3.395.800.842.200, BBNKB sebesar Rp2.648.645.643.800, Pajak air permukaan sebesar Rp42.029.446.000, pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar Rp1.193.043.068.000, dan Pajak Rokok sebesar Rp1.005.330.811.619.
Dan realisasi hingga 19 Februari 2024 dari sektor pajak yakni sebesar Rp915.995.167.781. Dari PKB sebesar Rp443.217.201.100.
BBNKB Rp351.697.138.009, Pajak air permukaan Rp3.810.379.200, PBBKB Rp117.270.449.472, dan Pajak rokok Rp0.
Baca Juga: Cosplay Jadi Calon Pelanggan, Polisi Bekuk Pengedar Obat Keras di Kabupaten Serang
Deni mengungkapkan, pendapatan dari sektor PKB dan BBNKB akan terus pihaknya maksimalkan sembari melakukan upaya lainnya untuk menambah pendapatan daerah.
“Jadi itu (PKB dan BBNKB-red) tetap akan kita pelihara dan kita akan tingkatkan. Tetapi saat ini memang kita harus terus melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan melalui sektor-sektor lain,” ujarnya.
“Karena pada gilirannya nanti ketika undang-undang 1 tahun 2022 tentang hubungan keuangan pusat dan daerah diberlakukan di tahun 2025, opsen itu akan real time terbagi di kabupaten kota,” katanya.
Baca Juga: Terbukti Promosi Judi Online di Instagram, Janda Muda di Kabupaten Serang Divonis 16 Bulan
“Sudah barang tentu ini akan sedikit berpengaruh, sehingga kita harus ada upaya-upaya ekstensifikasi dan intensifikasi,” ungkapnya.
Deni menerangkan, bahwa saat ini sudah ada sebanyak 12 samsat dengan sekitar 40 gerai yang ada di Provinsi Banten.
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa pihaknya meningkatkan layanan dengan digitalisasi.
“Kita ingin mencoba membuka cakupan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dan yang lebih penting kita juga sedang melakukan upaya cukup serius untuk meningkatkan pendapatan melalui pembayaran pajak yang sifatnya digital,” terangnya.
Menurutnya, jika melihat tren di masyarakat, saat ini masyarakat yang melek digital di Banten semakin meningkat.
Selain itu, Deni mengatakan bahwa memang sudah seharusnya perlahan berpindah ke sistem digitalilasi.
Kendati demikian, segmentasi yang sudah mulai familiar dengan digitalisasi yaitu Tangerang Raya, Cilegon, sebagian Serang, dan sebagian Lebak.
“Tapi kita juga harus memadukan antara upaya-upaya digitalisasi dengan seperti apa yang sudah terlaksana saat ini,” tuturnya.
“Intinya, di era digitalisasi perangkat-perangkat seperti itu juga harus kita siapkan dan animo masyarakat juga semakin meningkat,” pungkasnya. (Mg-Rafi)
DOK. RAFI/BANTENRAYA
Plt Baperna Provinsi Banten : EA Deni Hermawan.















