BANTENRAYA.COM – Lulusan universitas atau sarjana di Provinsi Banten lebih sulit diserap menjadi tenaga kerja ketimbang lulusan SD pada tahun 2023.
Berdasarkan data yang dikutip bantenraya.com, dari laporan perekonomian Provinsi Banten tahun 2023. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) terendah berasal dari lulusan SD, sebesar 2,99 persen, diikuti lulusan universitas sebesar 5,05 persen.
Tingkat TPT yang tinggi menjelaskan bahwa penyerapan tenaga kerja terhadap lapangan kerja masih rendah.
Dominasi pekerja di Banten dengan pendidikan SD dan SMK berada pada porsi masing-masing sebesar 32,27 persen dan 22,90 persen. Sementara lulusan diploma dan sarjana hanya 13,96 persen.
Baca Juga: Hadapi Serangan Fajar, Bawaslu Bakal Patroli 24 Jam untuk Tangkap Caleg Yang Melanggar
Adapun, TPT paling tinggi di Provinsi Banten berasal dari lulusan SMK sebesar 11,91 persen, diikuti lulusan SMA sebesar 10,87 persen.
Penyebab tingginya TPT pada lulusan SMA dan SMK tahun 2023, adalah kualifikasi lulusan yang belum sesuai dengan persyaratan diinginkan oleh industri.
Berdasarkan status pekejaan, penduduk Banten bekerja sebagai buruh atau karyawan sebanyak 51 persen, diikuti oleh wirausaha atau berusaha sendiri 22,4 persen.
Dan yang paling sedikit adalah status berusaha dibantu buruh tetap sebesar 2,7 persen.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Ide Kado Valentine Selain Cokelat, Nomor 5 Idaman Cewek!
Guna meningkatkan jumlah penyerapan kerja pada tingkat pendidikan SMA dan SMK, tercatat sudah ada sebanyak 1.173 kerjasama antara SMK dan industri. Kerjasama tersebut perlu ditingkatkan sebab hanya 281 dari 729 SMK yang berorientasi pada industri. (***)















