BANTENRAYA.COM – Simak sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama atau NU, yang hari jadinya diperingati setiap 31 Januari.
Nahdlatul Ulama atau yang disingkat dengan NU adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Nahdlatul Ulama berdiri pada tanggal 31 Januari tahun 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Baca Juga: Warga NU Harus Tahu, Ini Mars Nahdlatul Ulama yang Rutin Dinyanyikan Saat Harlah
Sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan asal mula peringatan Harlah NU ke-96 yang jatuh pada 31 Januari 2022 mendatang.
Dimana sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama dilatarbelakangi oleh problem keagamaan global yang dihadapi para ulama pesantren, dikutip Bantenraya.com dari nu.or.id.
Ketika Dinasti Saud di Arab Saudi yang ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW karena menjadi tujuan ziarah seluruh muslim di dunia yang dianggap bid’ah.
Baca Juga: Bacaan Dzikir Setelah Shalat Bagi Anda yang Tak Sempat, Syekh Ali Jaber: Bisa Dibaca Dimana Saja
Seperti dilansir dari laman NU Online bahwa sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) dan asal mula peringatan Harlah NU ke-96 yang diperingati pada 31 Januari 2022 berangkat dari berangkat dari sejarah pembentukan Komite Hijaz.
Dalam lanjutan Dinasti Saud. Raja Saud ingin menerapkan kebijakan untuk menolak praktik bermazhab di wilayah kekuasaannya.
Alasannya karena hanya ingin menerapkan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan.
Baca Juga: 20 Link Twibbon Harlah NU ke 96, 31 Januari 2022 Terbaru, Terkeren, Dapat Diunduh Secara Gratis
Rencana kebijakan tersebut lantas dibawa ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar ‘Alam Islami) di Mekkah.
Choirul Anam (2010) mencatat bahwa KH Abdul Wahab Chasbullah bertindak cepat ketika umat Islam yang tergabung dalam Centraal Comite Al-Islam (CCI) dibentuk tahun 1921.
Kemudian bertransformasi menjadi Central Comite Chilafat (CCC) dibentuk tahun 1925 akan mengirimkan delegasi ke Muktamar Dunia Islam di Makkah tahun 1926.
Baca Juga: Putri Cantik Nikita Mirzani Ikut Lomba Panahan, Ukir Prestasi Membanggakan!
Sebelumnya, CCC menyelenggarakan Kongres Al-Islam keempat pada 21-27 Agustus 1925 di Yogyakarta.
Dalam forum ini, Kiai Wahab secara cepat menyampaikan pendapatnya menanggapi akan diselenggarakannya Muktamar Dunia Islam.
Usul Kiai Wahab antara lain menyatakan bahwa Delegasi CCC yang akan dikirim ke Muktamar Islam di Makkah harus mendesak Raja Ibnu Sa’ud untuk melindungi kebebasan bermazhab.
Baca Juga: Scoopy Jadi Primadona Motor Seken di Kota Cilegon
Kiai Wahab menganggap bahwa Sistem bermazhab yang selama ini berjalan di tanah Hijaz harus tetap dipertahankan dan diberikan kebebasan.
Namun, diplomasi Kiai Wahab terkait risalah yang berusaha disampaikannya kepada Raja Ibnu Sa’ud selalu berkahir dengan kekecewaan karena sikap tidak kooperatif dari para kelompok modernis tersebut.
Hal ini membuat Kiai Wahab akhirnya melakukan langkah strategis dengan membentuk panitia tersendiri yang kemudian dikenal dengan Komite Hijaz pada Januari 1926.
Baca Juga: Daftar Pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro HPN 2022 di Kendari
Pembentukan Komite Hijaz yang akan dikirim ke Muktamar Dunia Islam ini telah mendapat restu KH Hasyim Asy’ari.
Maka pada 31 Januari 1926, Komite Hijaz mengundang ulama terkemuka untuk mengadakan pembicaraan mengenai utusan yang akan dikirim ke Muktamar di Mekkah.
Para ulama dipimpin KH Hasyim Asy’ari datang ke Kertopaten, Surabaya dan sepakat menunjuk KH Raden Asnawi Kudus sebagai delegasi Komite Hijaz.
Namun setelah KH Raden Asnawi terpilih, timbul pertanyaan siapa atau institusi apa yang berhak mengirim Kiai Asnawi?
Maka lahirlah Jam’iyah Nahdlatul Ulama (nama ini atas usul KH Mas Alwi bin Abdul Aziz) pada 16 Rajab 1344 H yang bertepatan dengan 31 Januari 1926 M.
Demikian sejarah singkat Harlah Nahdlatul Ulama (NU). yang akan diperingati pada 31 Januari Mendatang.***


















