BANTENRAYA.COM – Shalat Idul Fitri merupakan ibadah sunnah yang sifatnya muakkad (sangat dianjurkan).
Dalam praktinya, seringkali muncul pertanyaan mengenai tempat yang lebih baik untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, di masjid atau di lapangan terbuka?
Pertanyaan terkait perbandingan keutamaan shalat Idul Fitri di masjid dan di lapangan terus ada setiap tahunnya.
Melaksanakan shalat Idul Fitri di pagi hari pada 1 Syawal merupakan bentuk rasa syukur umat Muslim setelah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan.
Maka dari itu, Hari Raya Idul Fitri juga biasa disebut sebagai Hari Kemenangan bagi mereka yang sudah menjalani kewajiban sebagai Muslim.
Dilansir Bantenraya.com dari laman Nahdhatul Ulama, Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkannya dua shalat Ied dalam setahun (Idul Fitri dan Adha).
عَنْ أَبِي سَعِيْدِ الْخُدْرِي رضي الله عنه قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى. فَأَوَّلُ شَيْئٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلاَة، ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُوْمُ مُقَابِلَ النَّاسِ، وَ النَّاسُ جُلُوْسٌ عَلَى صُفُوْفِهِمْ، فَيَعِظُهُمْ وَ يُوْصِيْهِمْ وَ يَأْمُرُهُمْ. فَإِنْ كَانَ يُرِيْدُ أَنْ يَقْطَعَ بَعْثًا قَطَعَهُ، أَوْ يَأْمُرُ بِشَيْئٍ أَمَرَ بِهِ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
Artinya: “Dari Abi Sa’id Al-Khudri RA, ia berkata: “Rasulullah SAW biasa keluar menuju mushalla (tanah lapang/lapangan) pada hari Idul Fitri dan Adha. Hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat. Kemudian beliau berpaling menghadap manusia, di mana mereka dalam keadaan duduk di shaf-shaf mereka. Beliau memberi pelajaran, wasiat, dan perintah. Jika beliau ingin mengutus satu utusan, maka (beliau) memutuskannya. Atau bila beliau ingin memerintahkan sesuatu, maka beliau memerintahkannya dan kemudian berpaling ….” (HR. Bukhari 2/259-260, Muslim 3/20, Nasa`i 1/234; )
Baca Juga: 10 Kata-kata Lucu tentang THR yang Bikin Ngakak, Siap Hibur Waktu Neglamum Saat Libur Lebaran 2024
Mengenai tempat sholat Ied, terdapat pendapat Imam As-Syafi’i yang dapat menjadi rujukan.
Menurut beliau, keutamaan shalat Ied ini bukan bergantung pada tempat pelaksanaannya, melainkan luas atau sempitnya suatu tempat.
Jika sekiranya di masjid dapat menampung seluruh jama’ah, maka lebih utama dilaksanakan di sana.
Baca Juga: Selain Gamis Shimmer, Berikut 4 Tren Baju Lebaran 2024, Sudah Punya Salah Satunya?
Akan tetapi, jika jama’ah terlalu banyak dan mengharuskan shalat di tanah yang lebih luas, maka lapangan lebih utama.
أَنَّهُ إِذَا كاَنَ مَسْجِدُ البَلَدِ وَاسِعاً صَلُّوْا فِيْهِ وَلاَ يَخْرُجُوْنَ…. فَإِذَا حَصَلَ ذَالِكَ فَالمَسْجِدُ أَفْضَلُ
”Jika Masjid di suatu daerah luas (dapat menampung jama’ah) maka sebaiknya shalat di Masjid dan tidak perlu keluar…. karena shalat di masjid lebih utama”
Baca Juga: 6 Pelaku Penganiayaan Ustadz di Baros Berhasil Ditangkap, ada yang Kabur ke Cilegon hingga Tangerang
Dapat disimpulkan bahwa di antara masjid dan lapangan tidak ada perbedaan jika memang pelaksanaannya sudah sesuai dengan kapasitas jama’ah yang ada.
Shalat Idul Fitri bukan hanya sebuah ibadah sunnah yang dikerjakan pada 1 Syawal, melainkan juga berfokus pada ajang silaturahmi dan tempat umat Muslim dapat saling bermaaf-maafan.***


















