BANTENRAYA.COM – Perencanaan yang dilakukan Pemerintah berawal untuk menghilangkan gas 3Kg digantikan dengan kompor listrik yang bertegangan 1000VA, akan tetapi perencaan tersebut menuai kontroversi dari berbagai kalangan hingga Anggota DPR RI Komisi VII Mulan Jameela.
Mulan Jameela meminta kepada seluruh anggotnya dan Pemerintah agar dipikir-pikir kembali dalama proyek kompor listrik ini.
Ia mengatakan bahwa dirinya yang tahu percis mengunakan dan keribedan saat digunakan pasalnya dia sendiri sudah ada kompor listrik, terkadang masih menggunakan kompor gas untuk memasak.
Baca Juga: Lewat Bank Banten, Pemprov Banten Lakukan Percepatan Penyaluran BLT BBM untuk 75.613 Penerimaan
“Ini saya jujur ya, kapasitas saya sebagai anggota dewan dan sebagai emak-emak. Kami di rumah saja punya kompor listri.
tetap tak bisa lepas dari yang gas karena masakan Indonesia ya beda bukan masakan orang bule yang pancinya ya seukuran begitu saja,” ucap Mulan, dikutip Bantenraya.com dari YouTube Komisi VII DPR RI, Sabtu 24 September 2022.
Maka dari itu, ia meminta pemerintah mengkaji lagi rencana konversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik.
Baca Juga: Ilmuwan AS Temukan Virus Khosta-2 yang Berasal dari Kelelawar Rusia yang Dapat Menginfeksi Manusia
Mulan meminta agar kebijakan tersebut tak dilakukan secara terburu-buru.
Tak hanya itu, Mulan juga khawatir kompor listrik akan membuat tagihan membengkak. Maklum, kapasitas kompor listrik mencapai 1.000 watt.
“Masyarakat yang kekurangan daya listriknya kan 450 VA, ini kebutuhannya 1.200-1.800 watt,” jelas Mulan.
Baca Juga: Drakor Blind Episode 4 Sub Indo, Berikut Link Nonton, Spoiler dan Jadwal Tayang
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya sedang melakukan uji coba konversi LPG 3 kg ke kompor listrik di tiga kota, yakni Denpasar, Solo, dan salah satu kota di Sumatera.
Program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik ini sejatinya masih dalam tahapan uji coba. Adapun prototype proyek ini dilakukan sebanyak 2.000 unit sampai 30.000 unit.
“Hasil uji coba ini akan dilakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan, pemerintah akan menghitung dengan cermat dengan biaya dan risiko, memperhatikan kepentingan masyarakat, serta sosialisasikan kepada masyarakat untuk program diberlakukan,” ujar Dadan Kusdiana.
Baca Juga: Sekolah Parlemen, Pelajar dan Mahasiswa Cilegon Diajari Simulasi Rapat Paripurna DPR
“Ini uji coba untuk melihat penerimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek tekniknya, misalnya berapa kapasitas daya tungku yang cocok,” ungkap Dadan.
Akan tetapi pemerintah telah siap membagikan kompor listrik kepada 300 ribu rumah tangga miskin yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Paket itu terdiri dari satu kompor listrik, satu alat masak, dan satu Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.***
















