BANTENRAYA.COM – Politikus Partai Gerindra Fadli Zon tantang Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan untuk bongkar klaim memiliki data aspirasi masyarakat yang ingin pemilu 2024 ditunda.
Fadli Zon menilai penting hal itu dilakukan agar tak terkesan menghalalkan segala cara sehingga melanggar konstitusi.
“Sebaiknya diungkap ke publik datanya agar tak terkesan sedang menghalalkan segala cara untuk tujuan pelanggaran konstitusi,” tulis Fadli Zon di akun Twitternya di @fadlizon, Sabtu 12 Maret 2022.
Baca Juga: Link Twibbon Ramadhan 1443 Hijriah Terbaru, Cocok Dibagikan di Facebook, Instagram hingga WhatsApp
Selain soal data, Fadli zon juga membantah klaim Luhut yang menyebut pemilih sejumlah partai seperti Dmeokrat, Gerindra hingga PDIP dukung agar pemilu ditunda.
“Fiksi,” tegasnya.
Sebelumnya, Luhut mengklaim memiliki data terkait yang berisi rekaman aspirasi publik soal pemilu 2024 yang disampaikan dalam podcast Close The Door di YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Jumat 11 Maret 2022.
Baca Juga: Viral! Bupati Pidie Obati Pasiennya dengan Cara Dikubur
“Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta.
“Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah,” ujarnya.
Masih dari big data yang diklaim Luhut, dia mengungkapkan, rakyat Indonesia mengkritisi dana Rp100 triliun lebih untuk Pemilu 2024.
Baca Juga: Heboh Novel Tere Liye ‘Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin’ Dituding Berkonten Pedofilia
“Ya itu bilang kita mau habisin Rp 100 triliun lebih untuk milih, ini keadaan begini, ngapain sih, ya untuk pemilihan presiden dan pilkada, kan serentak,” ucapnya.
“Ya itu rakyat ngomong. Nah, ceruk ini kan ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar, ada di mana-mana ceruk ini.
“Ya nanti kan dia akan lihat, mana yang mendengar suara kami,” imbuhnya. ***