BANTENRAYA.COM – Operator Jalan Tol Serang-Panimbang (Serpan), PT Wijaya Karya (Wika) Serpan mengungkapkan realisasi volume trafik kendaraan sejak awal pengoperasiannya masih di bawah 50 persen.
Tepatnya, realisasi volume trafik kendaraan Tol Serang-Panimbang baru 47 persen berdasarkan target business plan atau Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
Diketahui saat ini, volume trafik harian Tol Serang-Panimbang rata-rata di angka 5 ribu hingga 6 ribu kendaraan per hari.
“Volume trafik-trafik harian kita memang baru 47 persen atau sekitar 5 ribu kendaraan jika mengacu pada business plan atau PPJT,” kata Manajer Bidang Pengembangan Sistem dan Usaha PT Wika Tol Serpan, Muhammad Albagir saat dikonfirmasi, Minggu, 21 Desember 2025.
Akibat kondisi itu, Albagir mengakui bahwa pihaknya agak kesulitan dalam melakukan pemeliharaan dan operasional jalan tol.
Kementerian PU sendiri disebut kerap menyodorkan program meski hanya bersifat beautifikasi yang tentunya tidak mempengaruhi standar kualitas jalan.
BACA JUGA: Federico Barba Siap Mati-matian Demi Persib, Bhayangkara FC Harus Hati-hati
Tol Serang-Panimbang Butuh 17 Tahun untuk Balik Modal
Diungkapkannya, Tol Serang-Panimbang memiliki total nilai investasi untuk porsi PT Wika Serpan sebesar Rp8,5 triliun yang sebagian atau senilai Rp5,6 triliun untuk keperluan konstruksi.
Menurutnya juga, jalan Tol Serang-Panimbang di atas kertas masih butuh waktu 17 tahun untuk balik modal.
Kendati begitu, Albagir menjamin bahwa rasio pendapatan dari trafik kendaraan dengan biaya operasional jalan tol yang harus dikeluarkan masih dalam batas wajar dan bahkan cenderung cukup baik.
Hal itu sendiri didasarkan pada Standar Pelayanan Minimum (SPM) dengan kondisi saat ini yang dikonversi menjadi biaya operasional yang harus dikeluarkan.
“Di atas kertas, kira-kira masih 17 tahun lagi buat balik modal. Bisa lebih cepat atau malah lambat tergantung realisasi trafik. Kalau soal biaya operasional yang masih cukup baik berdasarkan SPM saat ini,” tuturnya.
Di sisi lain, Albagir menjelaskan bahwa realisasi trafik sangat dipengaruhi dengan pengembangan wilayah-wilayah yang dilalui sepanjang jalan tol.
Untuk kasus Tol Serpan, sangat penting bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak maupun Pandeglang untuk mengakselerasi penanaman investasi maupun pengembangan pariwisata untuk mendorong lonjakan volume trafik tersebut.
















