BANTENRAYA.COM – Kementerian Kehutanan menegaskan komitmennya menutup seluruh aktivitas tambang ilegal, khususnya di Kawasan Konservasi Halimun Salak.
Komitmen penertiban tambang ilegal tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Gubernur Banten Andra Soni dan jajaran Kementerian Kehutanan.
Dalam pertemuan soal penertiban tambang ilegal itu juga termasuk Direktur Penindakan Pidana Kehutanan Ruadianto Saragih Napitu serta Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH), di ruang kerja gubernur, KP3B-Curug, Kota Serang, Rabu 26 November 2025.
BACA JUGA: Info Lowongan Kerja Terbaru 2025 di PT Sinar Terang Mandiri, Terbuka untuk Lulusan D3
Ruadianto Saragih Napitu menuturkan bahwa pembahasan bersama gubernur secara khusus menyinggung rencana besar penutupan tambang ilegal yang telah lama mengancam kawasan Halimun Salak dan wilayah hutan lainnya di Provinsi Banten.
Karena itu, pihaknya berencana menutup aktivitas pertambangan ilegal yang ada di kawasan Halimun Salak dan wilayah hutan lain di Provinsi Banten.
“Kita membahas rencana penertiban tambang ilegal di wilayah Provinsi Banten, termasuk yang di kawasan hutan Halimun Salak,” ujarnya.
BACA JUGA: BPJS Ketenagakerjaan Raih Radar Banten Award 2025, Beri Jaminan Kepada Pekerja Rentan
Ruadianto mengungkapkan, tim Satgas menemukan sekitar 700 lubang tambang emas ilegal berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang masuk wilayah Kabupaten Lebak, Banten.
Dia menjelaskan bahwa tambang liar yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak tersebar di sejumlah lokasi yang berbatasan langsung antara Banten dan Jawa Barat (Jabar).
Dia menyebut lokasi dengan jumlah lubang terbanyak berada di area yang dikenal dengan Gang Panjang.
“Yang di wilayah Banten ada tiga titik, tapi kalau yang berbatasan Banten–Jabar itu ada enam titik,” imbuhnya.
Ratusan titik tambang tanpa izin itu akan segera ditertibkan Satgas Khusus Penanganan Tambang Ilegal. Namun dirinya meminta detail waktu operasi tidak dipublikasikan lebih dulu agar tidak mengganggu penindakan.
“Jangan dibocorin dong. Nanti nggak tertib. Kami datang, mereka pergi. Kami datang, dia kabur,” katanya.
















