BANTENRAYA.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten, menyoroti soal tren ekspor yang mengalami peningkatan ditengah perang dagang (trade war) yang terjadi di beberapa negara terutama Amerika.
Kepala BI Provinsi Banten Ameriza M Moesa mengungkapkan, Indonesia diuntungkan dengan adanya perang dagang tersebut, terutama ekspor Banten yang tumbuh 20 persen pada kuartal III 2025, sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Banten sebesar 5,29 persen.
“Dengan adanya trade war, ada negara yang terdampak dengan Amerika, nah dampak perang mereka ke Amerika justru berdampak positif, karena mereka perlu barang,” kata Ameriza dalam taklimat media, Kamis 6 November 2025.
BACA JUGA: Cerita dari Peringatan HKG di Pandeglang, Memasak Bisa Jadi Kunci Keluarga Harmonis
“Akhirnya kita dapat manfaat malah banyak permintaan (selain ke Amerika-red) kalau menurut saya. Banten memetik manfaat ibaratnya ada berkah dibalik duka,” ujarnya.
Ia menjelaskan, jika belum ada riset mendalam terkait kondisi tersebut, namun berdasarkan negara tujuan dan produk ekspor dari Banten, mencatat beberapa hal menarik.
Dominasi produk seperti baja dan besi, bahan kimia, dan cokelat menjadi penopang perekonomian Banten pada periode tersebut.
BACA JUGA: Hadapi Selangor FC di Malaysia, Marc Klok Siap Berjuang Keras untuk Persib
“Ada produk yang tumbuh pesat di Banten pertama ada coklat naik 30,6 persen kedua, besi dan baja di bulan September naik 169 persen, dan komoditas kimia tumbuh sampai 133,81 persen,” ungkapnya.
Sementara itu negara dengan tujuan ekspor tertingi dari Banten, tercatat Spanyol mengalami peningkatan hingga 336 persen, dan India 62,99 persen.
Selain itu, faktor lain yang membuat perekonomian Banten kuat adalah sektor pertanian yang tumbuh 11 persen, ini tercermin dari produksi gabah yang meningkat.
Artinya ada kepastian jual gabah kering petani, sehingga daya beli petani naik,, tercermin dari nilai tukar petani juga. Produksi pertanian di Banten sepanjang 2025 mencapai 2,17 ton atau naik 16 persen dibarengi dengan harga beli yang stabil,” jelas Ameriza.
Meski Banten mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi secara kuartal dari 5,33 persen menjadi 5,29 persen. Namun, kondisi tersebut dinilai lumrah.
“Penurunan ini lebih disebabkan oleh faktor musiman, dan memang siklusnya, namanya ekonomi ada nain turun dan bukan indikasi yanh negatif, bukan hanya di Banten bahkan di nasional turun lebih tajam,” kata Ameriza.***



















