BANTENRAYA.COM – Kasus dugaan kekerasan kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak terhadap salah seorang siswa masih terus bergulir.
Kasus di SMAN 1 Cimarga ini menjadi sorotan publik, lantaran orang tua siswa yang tak terima membawanya ke ranah hukum.
Orang tua siswa Tri Indah Alesti bahkan telah membuat laporan ke polisi terkait aksi sang Kepala SMAN 1 Cimarga Dini Fitria yang diduga menampar anaknya di lingkungan sekolah.
BACA JUGA: Vivo X Fold 5: HP Lipat dengan Spek Kamera yang Bisa Hasilkan Foto Bokeh
Kasus ini sendiri langsung menjadi atensi publik dan ramai-ramai memberikan pendapatannya yang menjadi bahan diskusi.
Sebagian warganet kontra dengan sikap dari Dini karena menurutnya aksi kekerasan apapun bentuknya tak bisa diterima.
Sementara sebagain warganet lainnya memberikan dukungannya, menurut mereka hal itu bisa dimaklumi sebagai bentuk kekecewaan karena perbuatan sang siswa sudah jelas-jelas melanggar aturan.
BACA JUGA: Event Lari Jabar Trisakti Run 2025, Pelari Kalcer Bandung Wajib Gabung
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Fitria mengatakan, kejadian penamparan tersebut terjadi bermula saat program rutin Jumat Bersih di sekolah.
Saat itu, ia memergoki seorang siswa berinisial ILP (17) sedang merokok dan mengakui saat itu menegurnya dengan nada agak tinggi karena melihatnya dari jauh.
“Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20–30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu,” ujarnya.
BACA JUGA: Profil Usaha Bagus, Saham DADA Diburu Investor Harganya Terbang 1.500 Persen
“Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari,” katanya.
Saat dihampiri, lanjut Dini, sang siswa justru tak mengakui perbuatannya padahal dirinya melihat sang siswa memegang rokok dan mereka sempat bertemu pandang.
Ia mengakui, jika dirinya sempat menampar ILP namun membantah melakukannya dengan sekuat tenaga dan lebih kepada bentuk kekecewaan.
“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” katanya.
Kepala SMAN 1 Cimarga Bantah Lakukan Tendangan
Walau mengakui melakukan penamparan sebanyak 1 kali, namun Dini membantah melakukan tendangan ke ILP.
“Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun,” jelasnya.
Ia menegaskan, selama ini pihaknya menjauhkan rokok dari lingkungan sekolah sebagai bagian dari upaya pembentukan karakter kepada para peserta didik.
“Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara,” pungkasnya.
Aksi yang dilakukan diri ternyata mendapatkan respons dari para peserta didik dan kompak melakukan aksi mogok.
Tepat pada Senin 13 Oktober 2025, 630 siswa SMAN 1 Cimarga melaluan aksi mogok sekolah dan bahkan membentangkan spanduk meminta agar sang kepala sekolah dilengserkan. ***