BANTENRAYA.COM – Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) berencana memindahkan 2 ekor badak jawa (rhinoceros sondaicus) ke tempat penangkaran.
Langkah ini diklaim dilakukan untuk melindungi badak jawa dari kepunahan.
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Ardi Andono mengungkapkan, badak jawa saat ini dalam kondisi terancam punah.
Bila tidak dilakukan upaya, dia memperkirakan populasi badak cula satu tersebut akan berkurang bahkan punah.
BACA JUGA: Selain Posisi Sekda Cilegon, Kursi Kepala Bappedalitbang Jadi Bursa Terpanas Mutasi Eselon II
“Selama 20 tahun kelahiran badak hanya tiga ekor per tahun. Kalau dibiarkan, dalam tempo kurang dari 55 tahun akan punah,” kata Ardi saat Sosialisasi Translokasi Badak Jawa di Kota Serang, Senin (13/10/2025).
Badak Jawa yang Tersisa di Dunia Hanya di Pandeglang
Padahal, badak jawa yang ada di dunia hanya tersisa di Ujung Kulon, Pandeglang, Banten.
Tidak ada kebun binatang di dunia yang memiliki koleksi badak jawa.
BACA JUGA: GP Ansor Banten Dukung Pembangunan Ponpes Lewat APBN: Ini Bentuk Pengakuan Negara
Ardi mengatakan, nantinya setelah berada di tempat penangkaran, badak tersebut akan diteliti dan coba dikembangbiakkan.
Dia berharap dengan cara ini populasi badak jawa akan berkembang biak menjadi lebih banyak.
“Saat ini badak yang ada di TNUK berjumlah 90 ekor,” katanya.
Ancama pertama Badak Jawa adalah kualitas keturunan yang selala kurang lebih 20 tahun terakhir mengalami penurunan.
BACA JUGA: Gagal ke Piala Dunia 2026, Inilah Usia Pemain Timnas Indonesia di 2030
Ardi menyebut, beberapa badak mengalami cacat bawaan lahir akibat hubungan sedarah.
“DNA badak jawa semakin menurun sehingga menimbulkan kecacatan,” kata Ardi.
Selain itu, ancaman lain juga bisa datang dari bencana tsunami yang bisa terjadi apabila gunung anak Krakatau meletus.
Karena itu, perlu ada upaya penyelamatan badak jawa secara terorganisir. ***