BANTENRAYA.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia KPw BI Provinsi Banten atau BI Banten menggagas Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It).
Melalui program ini, BI Banten menyasar kalangan mahasiswa untuk mengoptimalkan potensi pasar modal.
Kepala KPw BI Banten Ameriza M Moesa mengatakan, berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian Keuangan, BI mengajak 400 mahasiswa dari berbagai universitas di Banten memahami berbagai sektor keuangan.
BACA JUGA: Kapolresta Serang Kota Ungkap Isu Dugaan Keracunan MBG, Ternyata Begini yang Terjadi
“Salah satu sumber permodalan untuk pembiayaan pembangunan yang selama ini kita tahu bahwa Indonesia ini kan terlalu banyak dominasinya ada di sektor perbankan,” ujarnya kepada awak media, Kamis 2 Oktober 2025.
“Padahal ada potensi pembiayaan yang dari luar sektor perbankan seperti pasar modal atau pasar saham, surat utang dan lain sebagainya,” katanya.
Ameriza menuturkan, rendahnya indeks literasi keuangan di masyarakat menjadi tantangan yang harus segera dibenahi, mengingat banyak kasus penipuan ditengah pesatnya perkembangan transaksi secara digital.
BACA JUGA: Genjot TC Jelang SEA Games 2025, Cek 32 Daftar Pemain Timnas Indonesia di Sini
“Dengan adanya sosialisasi ini, pasar keuangan di Indonesia bisa lebih cepat berkembang karena semakin banyak proses, terutama dari generasi muda yang pada waktunya dia akan menjadi calon investor,” ungkap Ameriza.
“Mudah-mudahan dengan program ini pun bisa memperkecil literasi indeks kita bisa lebih naik lagi, mendekati negara-negara maju,” imbuhnya.
OJK Dukung BI Banten
Sementara itu, Kepala OJK Kantor Perwakilan Banten Adi Dharma menjelaskan, berdasarkan survei yang sudah dilakukan terhadap indeks literasi dan inklusi keuangan pada Juni 2025, terdapat ketimpangan yang cukup signifikan.
Indeks inklusi keuangan yang ada di Indonesia tercatat sebesar 80,5 persen, sedangkan indeks literasinya hanya sebesar 66 persen.
“Tentunya, dengan literasi baik ini, literasi masyarakat yang tinggal di Sernag bisa meningkat sehingga pemahaman penggunaan jasa keuangan bisa diserap,” papar Adi.
OJK Banten sudah menerima sebanyak 1.300 pengaduan terkait dengan laporan keuangan jasa keuangan, mayoritas adalah berkaitan terkait pinjaman online sekitar 600 aduan.
“Pengaduan umum lainnya ialah berkaitan dengan masalah perbankan. Lewat agenda ini semoga dapat meningkatkan literasi agar masyarakat kita teman-teman kita tidak terjebak dengan keuangan yang ilegal,” kata Adi.***



















