BANTENRAYA.COM – Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah memasak bubur Suro bersama warga Kecamatan Padarincang pada Festival Bubur Asyuro yang digelar Pemerintah Desa Curuggoong.
Festival sendiri digelar sebagai upaya untuk mengembangkan warisan budaya.
Zakiyah mengatakan, Festival Bubur Asyuro sejalan dengan visi misinya untuk meningkatkan semangat gotong royong masyarakat.
Baca Juga: Telan Anggaran Rp9,5 Miliar, Ribuan Lampu PJU di 29 Kecamatan Mulai Dipasang Pekan Depan
“Festival ini sebagai peringatan 10 Muharram dan memiliki makna yang mendalam dalam sejarah Islam. Terlebih ketika tujuan mulia selaras dengan visi Kabupaten Serang Bahagia,” ujarnya, Minggu (6/7).
Ia mengaku sangat mendukung kegiatan Festival Bubur Asyuro karena bisa mempererat nilai gotong royong masyarakat, memajukan pariwisata desa, dan menghidupkan kembali warisan budaya.
“Kita akan terus berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif agar tradisi-tradisi baik ini dapat terus hidup dan berkembang,” katanya.
Baca Juga: Dinilai Kurang Transparan, DPRD Cilegon Soroti Pembahasan APBD Perubahan Pemkot Cilegon
Mantan Ketua Fatayat NU Kabupaten Serang ini menuturkan, festival digelar oleh Pemdes Curuggoong bersama masyarakat yang kemudian menggelar makan bersama.
“Kegiatan ini bukan hanya sekadar ajang makan bersama, melainkan juga wadah untuk mempererat tali silaturahmi, memupuk semangat persatuan, serta melestarikan tradisi leluhur yang diwariskan secara turun-temurun,” paparnya.
Penjabat Kades Curuggoong Juhaeni Jajuli mengatakan, masyarakat sangat antusias untuk meramaikan Festival Bubur Syuro sebagai bentuk memperingati 10 Muharram 1447 Hijriyah.
Baca Juga: Selain Kena Sanksi, Polres Cilegon Tegaskan Kecelakaan Truk Odol Tak Dapatkan Santunan Jasa Raharja
“Festival bubur suro ini digelar supaya menumbuhkembangkan gotong royong di kalangan masyarakat, sehingga kita bisa kompak selalu bersatu untuk selalu berbuat kebaikan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, festival ini pertama kali digelar untuk menjaga kebudayaan masyarakat lokal yang sudah dilakukan oleh masyarakat desa Curuggoong secara turun temurun.
“Ini baru pertama kali digelar, mudah-mudahan tradisi ini masih bisa kita jaga,” katanya.***