BANTEN RAYA.COM – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTR) Kota Cilegon bergerak cepat menyelesaikan berbagai penyebab masalah banjir. Salah satu yang dilakukan adalah membersihkan drainase di Jalan Lingkar Selatan (JLS) yang sudah dipenuhi sampah dan tanah.
Kepala DPUTR Kota Cilegon Tb Dendi Rudiatna menjelaskan, pihaknya turun langsung untuk melakukan normalisasi drainase di JLS, selain mengeruk tanah yang sudah memenuhi drainase, juga ditemukan banyak sampah yang menyumbat.
“Ada kondisi dimana di JLS itu di dalamnya ditemukan ban. Lalu kami bersihkan, tanah juga yang menyumbat kami angkat untuk benar-benar air bisa mengalir,” katanya, Senin (13/1).
Dendi menyampaikan, saat ini kondisi JLS sebelah kanan dipastikan air dalam drainase sudah mengalir, sehingga saat terjadi hujan lebat air tidak meluap karena drainase tersumbat tanah dan sampah.
“Sudah jalan. Ini tentu butuh pemantauan secara berkala, sehingga kondisi drainase bisa terus berjalan norma dan genangan di JLS tidak sampai banjir,” ucapnya.
Dendi menyatakan, ada 6 penyebab terjadinya banjir, pertama debit air dari arah Mancak besar, lalu gorong-gorong nasilan sempit, sampah yang menyumbat, penyempitan aliran air gegara bangunan rumah warga, tembok penahan tanah belum merata sepanjang aliran sungai dan tandon yang belum berfungsi maksimal, serta masih ada besi bekas pipa yang melintas.
“Sebenarnya program DPUTR sudah berhasil mengantisipasi indikatornya banjir misalnya peninggian saluran dengan pasangan di sungai Cibeber titik Praja, Sambirat bisa meminimalkan banjir di praja. Normalisasi sungai secara rutin dari endapan. Jadi genangan hanya 2 sampai 3 jam saja,” jelasnya.
Selain drainase tersumbat, imbuh Dendi, untuk gorong-gorong yang sempit hanya 2,5 meter dibandingkan bahu sungai yang mencapai 12 meter akan diusulkan ke pusat untuk membongkar dan menambahnya.
“Luapan Sungai Cibeber disebabkan juga gorong-gorong jalan nasional samping BRI atau PCI depan Laguna terlalu kecil dibandingkan lebar sungai. Lebar sungai hampir 12 m, sementara lebar gorong-gorong hanya 2,5 meter. Lalu pipa yang melintas yang sudah hanya tinggal besinya saja itu juga kami sudah mintakan akan kami potong,” ucapnya.
Termasuk, lanjut Dendi, ada 5 tandon di Kota Cilegon yang sebenarnya belum berfungsi secara baik. Dimana, belum ada pompa untuk menguras air agar saat hujan kondisi tandon bisa menampung debit air yang lebih banyak.
“Jadi memang butuh untuk adanya 1 tandon 5 pompa. Sebelum hujan atau musimnya datang tandon dikosongkan untuk menampung debit air lebih besar. 2 hektar tandon itu bisa sekitar 40 meter kubik,” ujarnya.
Disisi lain, di Sungai Cibeber sebenarnya masih ada 9 titik TPT yang seharusnya dibangun pada 2024. Namun, sekarang baru dibangunkan 4 titik.
Baca Juga: Kemnaker Imbau Masyarakat Waspada terhadap Penipuan Lowongan Kerja di Platform Digital
“Masih kurang 5 titik lagi untuk TPT. Jadi itu nanti akan dilanjutkan lagi,” paparnya.
Sementara itu, Lurah Kedaleman, Kecamatan Cibeber Faisal Tanjung mengungkapkan, pihaknya berharap ada solusi cepat. Terutama banyak besi dan pipa yang melintas di bawah jembatan Jalan Nasional.
“Jadi memang harus ditinggikan atau bisa dilakukan pemotongan. Sebab, banyak sampah yang menyangkut dan membuat air tidak lancar mengalir,” pungkasnya. (***)