BANTENRAYA.COM – Maxim Cabang Serang sebagai salah satu moda transportasi online di Banten, gencar melakukan konvoi di awal tahun 2025 guna memudahkan customer mengakses layanan aplikasi Maxim.
Promotor Maxim Cabang Serang Siska Haryati mengatakan, agenda tersebut secara rutin dilakukan selama dua pekan sekali agar jaringan Maxim semakin luas sejalan dengan tingginya para pengguna layanan Maxim.
“Ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan jaringan kami, karena kalau kita buka aplikasi Maxim di tempat atau lokasi yang baru atau terpencil maka customer yang menggunakan aplikasi juga bisa mengakses lokasi tersebut,” kata Siska kepada Bantenraya.com usai melakukan konvoi di kawasan Sumur Pecung, Kota Serang, Minggu 12 Januari 2025.
Dalam satu kali agenda mini konvoi biasanya diikuti sebanyak 10 driver Maxim, mereka mengenakan berbagai atribut mencolok supaya menjadi atensi bagi para pengendara jalan lainnya.
Baca Juga: Wamendagri Bima Arya Ingatkan Pemerintah Daerah Tak Rekrut Honorer Lagi
Selain di Cabang Serang, Maxim juga melakukan agenda serupa di wilayah lain seperti di Pandeglang, Cilegon dan Lebak dengan konsep yang berbeda.
“Kami juga membagikan atribut seperti gantungan kunci kepada masyarakat yang melitas, termasuk memberikan edukasi bagi warga yang ingin menjadi bagian dari mitra Maxim,” tuturnya.
Menurut Siska, saat ini jumlah driver Maxim di Kota Serang terus mengalami peningkatan, meski tidak menyebutkan jumlahnya namun berdasarkan data dari Maxim pusat pertumbuhannya bisa mencapai 2 juta driver baru dalam kurun waktu satu tahun, yang mayoritas pendaftarnya adalah anak muda atau lulusan SMA sederajat.
“Kalau yang saya lihat memang terus naik yah, oleh sebab itu kami lakukan agenda konvoi ini merupakan bagian dari upaya untuk memaksimalkan layanan kepada konsumen,” terang Siska.
Baca Juga: 13 Ribu Warga Kota Cilegon Aktivasi IKD pada 2024
Menanggapi terkait dengan banyaknya ojek konvensional yang ingin bergabung dengan layanan ojek online, namun terkendala dengan kepemilikan surat izin mengemudi (SIM), pihaknya juga telah berupaya untuk membantu para pelaku ojek konvensional.
“Awalnya pernah kami bantu dorong agar punya SIM, namun saat ini kebijakan lebih ketat. Ini perlu kesadaran dari mereka sendiri, karena kalau ada apa-apa di jalan kami juga yang ikut bertanggung jawab,” kata Siska.***



















