BANTENRAYA.COM – Kota Serang dikepung banjir setelah hujan deras disertai angin kencang menerjang sejak, Kamis 9 Januari 2025 dini hari hingga pagi hari.
Akibatnya air drainase dan irigasi meluap ke permukaan jalan dan permukiman warga Kota Serang.
Banjir juga mengakibatkan pohon tumbang dan satu rumah roboh, beruntung tidak ada korban jiwa.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Serang, Diat Hermawan mengatakan, terdapat puluhan titik banjir mengepung Kota Serang yang tersebar di tiga kecamatan.
“Titik banjir berdasarkan data sementara ada 21 tersebar di Kecamatan Serang, Kasemen, dan Cipocok Jaya,” ujar Diat, kepada Bantenraya.com.
Dari tiga kecamatan itu, kata dia, terbanyak dan terparah terjadi di Kecamatan Serang.
“Yang terbanyak di Kecamatan Serang ada 12 titik banjir,” ucap dia.
Baca Juga: Dua Daerah Banten Dilanda Banjir, BPBD Banten Minta Warga Waspada Banjir Susulan
Diat menuturkan, ketinggian air banjir bervariatif, dari 40 centimeter hingga 70 centimeter.
“Ketinggiannya ada yang mencapai sepaha orang dewasa,” tuturnya.
Selain dikepung banjir, hujan deras pun mengakibatkan pohon tumbang dan satu rumah roboh.
“Pohon tumbang di depan Kantor TVRI Kelurahan Kepuren Kecamatan Walantaka, dan rumah roboh di Lingkungan Keganteran RT 002 RW 005, Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen,” ungkap Diat.
Ia menjelaskan, penyebab Kota Serang dikepung banjir, karena sampah, sedimentasi, bangunan liar (Bangli), dan tidak adanya sempadan.
“Tadi aja saya di Cinanggung ikut bersih-bersih sampah. Ada peti buah-buahan masuk ke kolong jembatan, jelas air nggak bisa lewat, karena tersumbat. Penyebab utamanya sampah ulah oknum manusia,” ungkap Diat.
Diat juga mengaku sempat mengevakuasi warga terdampak banjir di Kecamatan Serang.
“Ada yang dievakuasi di Gang Gabus, Kelurahan Cimuncang. Tapi alhamdulilah sekarang kondisinya sudah berangsur surut,” akunya.
Beruntungnya, kata dia, warga terdampak banjir tidak ada yang mengungsi meski sempat ada yang dievakuasi.
Baca Juga: Tabrak Polisi Saat Kabur, 3 Pencuri Tiang PJU di Ciwandan, Cilegon, Akhirnya Dibekuk
“Beberapa titik sempat saya tawarkan (tenda), tapi mereka juga sudah canggih sudah lakukan antisipasi,” tutur Diat.
Diat membeberkan, berdasarkan BMKG potensi cuaca ekstrem diprediksi bakal terjadi hingga akhir Februari 2025.
“Imbauannya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, karena itu menjadi penyebab utama banjir,” bebernya. (***)