Oleh Devi Angeliana Kusumaningtiar
Mahasiswa Doktoral Program studi ilmu pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pendekatan pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial.
Dalam konteks polusi udara, pembangunan berkelanjutan menawarkan solusi jangka panjang untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat modern: kualitas udara yang semakin buruk akibat urbanisasi, industrialisasi, dan konsumsi energi fosil.
Salah satu prinsip utama pembangunan berkelanjutan adalah pengurangan emisi karbon dan penggunaan energi yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Pulang Sekolah, Tiga Siswa SD di Baros Kabupaten Serang Hilang Terseret Banjir
Transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan biomassa, adalah langkah konkret yang harus didorong.
Kebijakan ini tidak hanya mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca tetapi juga mengurangi polutan seperti karbon monoksida (CO2), sulfur dioksida (SO₂) dan nitrogen dioksida (NO₂), yang menjadi penyebab utama pencemaran udara.
Selain itu, pembangunan infrastruktur hijau, seperti transportasi umum berbasis listrik dan jalur sepeda, dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi yang berbahan bakar fosil.
Baca Juga: Timnas Wajib Menang, Berikut Prediksi Susunan Pemain Indonesia vs Myanmar di Piala AFF 2024
Pemerintah dapat memfasilitasi ini dengan memperluas aksesibilitas transportasi publik yang terjangkau, nyaman, dan ramah lingkungan, sehingga masyarakat lebih terdorong untuk beralih dari kendaraan pribadi.
Data dari World Resources Institute (WRI) menunjukkan bahwa transportasi bertanggung jwab atas 14% emisi gas rumah kaca global.
Beralih ke kendaraan listrik dan transportasi umum ramah lingkungan dapat mengurangi emisi hingga 80% di sektor ini.
Studi di kota-kota besar seperti Bogota, Kolombia, yang menerapkan sistem Bus Rapid Transit (BRT), menunjukkan bahwa penggunaan transportasi umum yang efisien mampu mengurangi polusi udara hingga 15%.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa ruang terbuka hijau di perkotaan dapat mengurangi partikel polusi udara (PM2.5 dan PM10) hingga 25% di area sekitarnya.
Sebuah studi dari Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa setiap peningkatan 10% tutupan vegetasi di kota besar dapat menurunkan suhu lokal hingga 1°C, yang turut mengurangi pembentukan ozon troposfer, salah satu penyebab polusi udara.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Picu Lonjakan Harga Komoditas Bumbu Dapur di Lebak, Omzet Pedagang Jeblok
Dalam skala perkotaan, desain kota yang berkelanjutan dengan memperbanyak ruang terbuka hijau dan kawasan vegetasi juga memiliki peran signifikan.
Pohon dan tumbuhan dapat menyerap polutan udara dan menyediakan udara yang lebih segar.
Program penghijauan kota tidak hanya menekan polusi udara, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Baca Juga: Gak Perlu Ribet, Inilah 3 Tips Untuk Hidup Bahagia Setiap Hari Dijamin Badan Kita Selalu Sehat
Implementasi Swedia yang menerapkan pembangunan berkelanjutan, seperti pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, elektrifikasi transportasi, dan penghijauan perkotaan, berhasil mengurangi kadar PM2.5 hingga 40% dalam satu dekade.
Namun, keberhasilan pembangunan berkelanjutan dalam menurunkan polusi udara sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor.
Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bersama-sama mendorong inovasi teknologi, mengedukasi publik tentang pentingnya pengurangan emisi, dan mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan.
Baca Juga: PeDE Tak Akan Turun Kasta Jadi BPR, KUB Bank Banten dan Bank Jatim Tinggal Penjadwalan Pj Gubernur
Selain itu, kebijakan yang kuat dan penegakan hukum yang tegas terkait pengelolaan lingkungan menjadi faktor kunci untuk menciptakan perubahan nyata.
Kesimpulannya, pembangunan berkelanjutan adalah jalan terbaik untuk mendukung penurunan polusi udara secara efektif.
Pendekatan ini tidak hanya menargetkan solusi jangka pendek, tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati kualitas udara yang lebih bersih dan lingkungan yang lebih sehat.
Langkah nyata dan komitmen bersama diperlukan untuk menjadikan visi ini sebuah realitas. ***