BANTENRAYA.COM – Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM dari Desa Tanjungsari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang masih terus berupaya mengembangkan produk seperti kue dapros dan makanan ringan.
Saat ini produk kue dapros tersebut dibuat oleh empat orang dengan alat seadanya, sehingga masih perlu pembinaan dan pelatihan supaya para pembuat UMKM lebih kompeten.
Salah satu pembuat dapros Eroh Rokayah mengatakan, produksi dapros sudah dimulai sejak tahun 2017 dan masih bertahan sampai saat ini.
“Dapros ini kita buat dari tepung beras dan Alhamdulillah untuk perkembangan masih kita produksi dan menjadi UMKM yang masih hidup di Desa Tanjung Sari sejak 2017 silam,” katanya.
Baca Juga: Camat Tanara Dorong Perkembangan UMKM
Ia menjelaskan, dapros dibuat dengan bahan alami sehingga tidak berbahaya untuk dikonsumsi oleh anak-anak.
“Kue ini tidak menggunakan bahan pengawet jadi bagus buat dikonsumsi oleh anak-anak karena tidak membahayakan bagi pencernaan mereka. Produk ini kita kembangkan dengan empat orang,” jelasnya.
Eroh menuturkan, pihaknya menjual dapros masih disekitar warung-warung dan belum dipasarkan secara luas.
“Untuk penjualan kita kurang berkembang karena masih mengandalkan warung-warung. Untuk harga dapros satunya Rp1000 jadi kalau isinya ada 20 harganya Rp2000 dan kita buat masih manual tanpa bantuan mesin yang canggih,” paparnya.
Baca Juga: Desa Wisata Kubang Baros Bakal Suguhkan Arung Jeram yang Pacu Adrenalin
Untuk mengembangkan Dapros ini pihaknya masih perlu mendapatkan dukungan dari pihak pemerintah supaya pelaku UMKM di Desanya terus meningkat.
“Kita perlu pembinaan, kita perlu adanya pemahaman tentang strategi untuk memasarkan produk. Produk kita juga belum memiliki sertifikasi halal,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan selain dapros, pihaknya juga mengembangkan jenis makanan lain seperti emping dan aneka makanan ringan.
“UMKM ini dikembangkan juga oleh para kader pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) untuk mendorong supaya UMKM yang kita miliki ini tidak mati,” tuturnya.***