BANTENRAYA.COM – Di bawah terik matahari yang menyinari GOR Kelapa Dua, ribuan kader PKS dari seluruh Tangerang Raya berkumpul dalam acara Pertemuan Besar.
Pertemuan Besar Kader PKS se-Tangerang Raya tersebut dilakukan pada Minggu, 6 Oktober 2024.
Di antara lautan bendera PKS yang berkibar dan teriakan yel-yel perjuangan, terdapat kisah-kisah kecil dari para pendukungnya.
Salah satunya adalah kisah Febri (30), seorang pemuda dari Tigaraksa yang menempuh perjalanan sejauh 20 KM dengan motor kesayangannya.
Kehadirannya di acara tersebut, dirinya mengaku ingin sekali adanya perubahan politik di Provinsi Banten.
“Saya percaya, dengan PKS, masa depan generasi muda akan lebih baik. Saya datang untuk menyaksikan perubahan itu dimulai,” ujarnya, sambil menatap panggung tempat Andrasoni – Dimyati, calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten yang diusung PKS, sedang tampil.
Baca Juga: Spoiler Jangan Salahkan Aku Selingkuh Episode 3B: Reyhan Ancam Dimas, Lisa Skakmat Anna
Selain Febri, ada juga Sisri (37), seorang ibu dari Rajeg, Kabupaten Tangerang, yang membawa dua anaknya ke acara ini.
Baginya, Pertemuan Besar ini bukan hanya acara politik, tetapi juga momen untuk menanamkan nilai perjuangan kepada generasi berikutnya.
“Saya ingin anak-anak saya tahu bahwa perubahan dimulai dari partisipasi, turun ke lapangan, dan memilih pemimpin yang peduli pada rakyat,” ujarnya sambil menggandeng erat kedua putrinya.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Pembunuhan Aqila Bocah di Cilegon Tewas Dilakban, Alasan Alihkan Target Karena Iba
Kehadiran para Calon Kepala Daerah (Cakada) se-Tangerang Raya yang diusung PKS menambah kemeriahan acara ini.
Namun lebih dari sekadar seremonial, Pertemuan Besar ini menjadi ajang penyampaian harapan dan cita-cita masyarakat Banten bersinergi dengan visi para pemimpinnya.
Mulai dari wajah-wajah sederhana hingga orasi yang menggugah, acara tersebut diharapkan menjadi bukti nyata bahwa perubahan.
Baca Juga: Masjid di Kronjo Rela Ditutup Pakai Terpal Akibat Debu dari Truk Tanah yang Beroprasi
Para pendukung berharap perubahan idak hanya dimulai dari gedung pemerintahan, tetapi dari lapangan, dari orang-orang biasa yang bersatu dalam semangat besar.***

















