BANTENRAYA.COM – Belakangan ini tengah marak ditemukannya kasus-kasus perundungan yang terjadi pada anak-anak.
Bukan hanya menjadi korban, tak jarang ditemukan juga para anak yang merupakan pelaku dari aksi tindakan perundungan.
Pakar Psikologi Universitas Indonesia Prof Rose Mini Agoes Salim mengatakan, faktor penyebab seorang anak bisa melakukan aksi perundungan salah satunya disebabkan dari pola asuh orang tua.
Baca Juga: DPW PKS Banten Gelar Pelatihan Relawan Digital untuk Pemenangan Pilkada 2024
Untuk itu, pihaknya mengajak agar para orang tua mulai menjalanin kedekatan dengan anak dan memahami tindakan-tindakan yang dilakukan oleh anak yang bisa berujung pada perundungan.
“Perundungan dapat diartikan sebagai penggertakan atau prilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk menyerang target/korban perundungan,” ujarnya.
“Penyebabnya, biasanya karena pola asuh orang tua yang salah, lingkungan teman sebaya, pengaruh media sosial, games dan hingga faktor psikologis,” kata Rose.
Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton Love Next Door Episode 14 Sub Indo: Seok Ryu Tolak Lamaran Seung Hyo?
Hal itu dikatannya saat mengisi acara webinar peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Banten dan tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Sabtu 28 September 2024.
Rose menerangkan, sering kali orang tua kurang memahami tindakan-tindakan yang dilakukan pada anak bisa berdampak pada psikologis anak.
Sehingga, kata dia, para orang tua sudah harus waspada dan terbuka akan dampak dan bahayanya dari perundungan.
Baca Juga: Trafik Jaringan 5G Telkomsel Melonjak 340 Persen Selama PON XXI Aceh 2024
“Perundungan ada yang terjadi karena orang tua tidak memahami bahwa perilaku yang dilakukannya itu sebenarnya dapat membully anak, maka kita sebagai orang tua juga harus mampu mengetahui dampak dan bahayanya perundungan,” jelasnya.
“Selain itu, terdapat juga beberapa karakteristik pelaku perundungan, diantaranya senang mendominasi orang lain, bahkan kerap menyampaikan keinginannya dengan paksaan,” tuturnya.
“Kemudian, umumnya memiliki sifat pemarah hingga mudah frustasi, kurang berempati, mudah menyalahkan orang lain serta biasanya pernah menjadi korban perundungan/penindasan,” lanjutnya.
Baca Juga: TAMAT! Jadwal Tayang Drakor Love Next Door Episode 15 dan 16, Beserta Link Nonton dan Spoiler
Rose menuturkan, pihaknya mengajak agar para orang tua mulai mengambil peran dengan membekali anak-anaknya dengan rasa kepercayaan diri.
Kemudian juga asertif atau kemampuan menyampaikan ketidaknyamanan yang dirasakan dengan cara yang baik dan mampu mengajarkan terkait kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
“Untuk bisa menghindari anak dari perilaku perundungan, orang tua bisa mulai mengajak bicara anak terkait apa yang dilakukannya,” ujarnya.
“Ajarkan dalam menghargai dan berempati terhadap orang lain, mencari penyebab anak melakukan hal tersebut dan memposisikan diri untuk menolong anak bukan menghakimi anak,” tuturnya.
Baca Juga: Job Fair 2024 Kota Tangerang Edisi Khusus Disabilitas, 4 Perusahaan Ternama Buka Lowongan Kerja
“Selain itu, agar anak tidak menjadi korban dari perundungan, ajak anak untuk mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan, bantu anak menumbuhkan percaya diri,” katanya.
“Amati prilaku dan emosi anak an meminta bantuan kepada pihak ketiga baik itu guru maupun ahli profesional,” sambungnya.
Karena, kata Rose, perundungan bisa terjadi di mana saja dan menimpa siapa saja.
Untuk itu, dengan membekali anak dengan kemampuan menghadapi beragam situasi yang tidak menyenangkan, diharapkan dapat lebih mudah melakukan tindakan pertolongan atau pembinaan.
Baca Juga: Job Fair 2024 Kota Tangerang Edisi Khusus Disabilitas, 4 Perusahaan Ternama Buka Lowongan Kerja
Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Banten Tine Al Muktabar mengatakan, aksi perundungan harus memperoleh perhatian serius.
Pasalnya, perundungan adalah perilaku yang ingin menyakiti orang lain baik secara fisik, verbal, maupun secara sosial. Berdasarkan riset, hampir 14 persen anak mengalami perundungan.
“Mudah-mudahan melalui agenda kegiatan ini, kita di sini memiliki niat yang sama untuk mencegah perundungan karena dampaknya sangat luar biasa. Ini sangat mengkhawatirkan, karena saat ini kita memiliki cita-cita mengawal Indonesia Emas 2045,” kata Tine. (mg-rafi) ***