BANTENRAYA.COM – Nilai saham Bank Banten semakin hari semakin jeblok atau anjlok.
Setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp50 per lembar saham, saat ini saham Bank Banten terjun bebas menjadi Rp28 per lembar saham pada perdagangan di bursa pada Selasa, 2 April 2024.
Pengamat Perbankan Nasional Adi Abdillah Marta mengatakan, pada dasarnya kekuatan awal bank pembangunan daerah, termasuk Bank Banten, ada pada modal yang berasal dari Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).
Hal itu juga yang dialami Bank BJB hingga menjadi bank hebat seperti sekarang.
“Dulu Bank BJB tentu tidak sehebat sekarang. Jangan lihat Bank BJB hari ini dan membandingkan dengan Bank Banten,” kata Adi.
Adi mengatakan, pada awalnya sebelum besar seperti sekarang Bank BJB juga pasti merangkak dari kecil.
Baca Juga: Pandeglang Mencekam! Ustadz Dikeroyok Penagih Bank Keliling, Ormas Ramai-ramai Sweeping
Setelah itu barulah Bank BJB menjadi besar seperti sekarang.
Karena itu, masyarakat ketika melihat Bank Banten juga hendaknya memiliki pemahaman seperti itu.
Bahwa apa yang dialami oleh Bank Banten yang jatuh bangun pasti juga dialami oleh bank pembangunan daerah lainnya.
Baca Juga: Cegah Kecurangan, Diskoumperindag Kabupaten Serang Periksa Takaran SPBU
Namun karena mendapatkan support dari daerah berupa RKUD maka sedikit demi sedikit bank pembangunan daerah pun maju.
“Bank pembangunan daerah kekuatannya ada di RKUD,” ujarnya.
Adi yang pernah menjabat sebagai Relations Manager Kredit Sindikasi BNI ini menyatakan, bisnis bank adalah bisnis kepercayaan.
Baca Juga: Dishub Kerahkan 132 Personel, Pemudik Diimbau Waspadai Kemacetan di Serang Timur
Karena itu, bagaimana masyarakat luas akan percaya pada Bank Banten apabila 8 pemerintah kabupaten kota di Provinsi Banten tidak percaya dan tidak menaruh RKUD mereka di Bank Banten.
“Kita bicara soal sense of belonging atau patriotisme,” katanya.
Dikatakan Adi, dukungan paling penting dari kepala daerah pada Bank Banten adalah dengan menaruh RKUD ke Bank Banten.
Baca Juga: Dishub Kerahkan 132 Personel, Pemudik Diimbau Waspadai Kemacetan di Serang Timur
Tanpa itu akan sulit bagi Bank Banten untuk bisa tumbuh.
Padahal, saat ini kinerja Bank Banten menurutnya sudah lebih baik ketimbang saat awal pendiriannya.
Kinerja Bank Banten sudah mencatatkan laba setelah sebelumnya selama bertahun-tahun mengalami kerugian.
Baca Juga: Bukan Lagi Eskul Wajib untuk Siswa, Pramuka Lebak Tolak Peraturan Permendikbudristek
Ketua Ketua Forum Pemerhati Peduli Banten (FP2B) Imdad Rafwang menyampaikan keprihatinan pada anjloknya nilai saham Bank Banten selama beberapa hari terakhir ini.
Dia mengatakan, penyebab saham turun bisa karena sejumlah faktor, di antaranya adalah kondisi ekonomi makro yang kurang bagus, inflasi, kenaikan suku bunga, dan lain-lain.
“Naiknya suku bunga perbankan karena pengaruh kebijakan Bank Sentral Amerika dan kenaikan suku bunga acuan BI dapat berakibat pada harga saham yang mengalami penurunan,” kata Imdad.
Baca Juga: Kwarcab Cilegon Setuju Pramuka Tidak Diwajibkan Bagi Siswa, Ternyata Ini Alasannya
Karena itu, solusi agar Bank Banten bisa kembali pada trend positif adalah dengan bantuan dari kabupaten kota untuk bisa menaruh RKUD mereka di Bank Banten.
“Salah satu cara untuk memulihkan kondisi tersebut adalah dengan cara mengalihkan RKUD 8 daerah di Provinsi Banten ke Bank Banten,” ujarnya. ***















