BANTENRAYA.COM – Warga Cilegon pasti tak asing lagi dengan Landmark Tugu Baja, berikut sejarah dan filosofi darinya.
Landmark Tugu Baja ini berada di dekat Kota Cilegon, sebelum gedung DPRD Cilegon, Polres Cilegon dan Kantor Walikota Cilegon.
Usut punya usut, Tugu Baju ini sudah ada sejak 2015, dengan biaya pembangunan sebesar Rp3,3 miliar.
Baca Juga: Sedang Berada di Luar Negeri? Berikut Cara Memilih bagi WNI Pada Pemilu 2024
Saat itu, pembangunan landmark ini diadakan perlombaan oleh Dinas Tata Kota Pemkot Cilegon.
Pemenang desain lomba landmark juara 1 adalah Yusrizal, juara 2 Wira Niaga Sejahtera, dan juara 3 Arthadwi Rayanaputra.
Uniknya, bukan juara satu yang desainnya dipakai dalam pembangun landmark tersebut, tetapi desain landmark juara 2 yang dipakai oleh Pemkot Cilegon.
Baca Juga: Tajam dan Haus Gol! ini Deretan Striker Keturunan yang dapat Perkuat Timnas Indonesia
Juara 2 yaitu Wira Niaga Sejahtera adalah konsultan perencanaan dari Kabupaten Pandeglang.
Kesepakatan itu karena desain hasil karya juara 2 justru paling mewakili Kota Cilegon yang dikenal secara nasional sebagai Kota Baja.
Desain juara 1 dinilai sulit diterapkan di pusat kota karena desainnya lebih mirip bangunan gedung.
Berikut filosofi Tugu Baja Kota Cilegon yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Cilegon Kota Baja
Tugu Baja landmark Kota Cilegon terbuat dari material baja.
Baca Juga: Pecinta Kuliner Merapat, Seblak dan Baso Aci 99 Berikan Diskon 10 Persen Hingga dapat Kudapan Gratis
Ini menggambarkan Cilegon sebagai Kota Baja dengan keberadaan PT Krakatau Steel Tbk. Pabrik baja ini berdiri pada 31 Agustus 1970.
2. Cilegon Kota Industri
Bentuk dasar Tugu Baja adalah roda atau putaran mesin yang menggambarkan Kota Cilegon sebagai Kota Industri.
Baca Juga: Dikritik Pengamat Sepakbola, Shin Tae Yong Bantah Terkendala Bahasa dan Beberkan Fakta Ini
Itulah informasi mengenai sejarah dan filosifi Tugu Baja Kota Cilegon.***