BANTENRAYA.COM – Oknum honorer Dinas Perhubungan aatu Dishub Kabupaten Serang berinisial BD diduga melakukan melakukan kekerasan terhadap anakanya.
Dugaan kekerasan yang dilakukan BD terhadap anaknya tersebut diungkapkan oleh sang yakni AM yang juga PNS di Dishub Kabupaten Serang.
Adapun kejadian dugaan penganiayaan oleh oknum honorer tersebut dilakukan skeitar 2 pekan yang lalu.
Baca Juga: 70 Petugas dari KPU Lebak Ditarget Rampungkan Pelipatan 1 Juta Surat Suara dalam 7 Hari
“Itu kejadiannya 2 minggu lalu tanggal 14 Desember,” ujar AM, Kamis 4 Januari 2023.
Ia menceritakan, adapun dugaan tindak kekerasan itu terjadi saat pagi ketika anaknya akan berangkat ke sekolah.
“Saya lagi mandi, anak perempuan saya yang besar berantem sama adiknya, nangis-nangis adiknya, saya biarkan saja karena ada ayahnya,” katanya.
Baca Juga: 2 Bulan Memimpin, Pj Bupati Lebak Sudah Siapkan Sederet Program Besar, Ada Usulan Bangun Flyover
Namun ia mendengar ayahnya marah-marah hingga terdengar suara pukulan.
“Terus saya keluar kamar mandi. Pas keluar kamar mandi, posisi anak dan suami saya lagi tiduran, anak saya di depan suami saya, anak saya ngeringkuk kayak ketakutan,” tuturnya.
AM mengaku, saat anaknya melihatnya langsung menangis.
“Saya tanyakan suami saya, kamu apakan, dia diam saja. Terus saya tanya anaknya dia jawab dipukul dan dicubit,” ungkapnya.
Baca Juga: Patroli Dialogis Jadi Andalan Kapolres Pandeglang Baru Amankan Pemilu 2024, Apa Itu Sebenarnya
Ia mengaku langsung marah kepada suaminya karena teringat kejadian satu tahun lalu, saat anaknya diseret dadi lantai atas sampai lantai bawah.
“Waktu dulu itu saya pikir lagi ngenasehatin sambil marah, tapi begitu sampai bawah anak saya bilang sakit dan saya pegang tangannya panas,” katanya.
AM mengaku, dirinya juga sering dimaki-maki oleh BD namun tidak sampai terjadi kekerasan fisik.
Baca Juga: Hujan Sehari Sebabkan Sungai di Pandeglang Selatan Meluap, Rumah Warga Terendam
“Suami saya dari dulu melakukan kekerasan dan sering marah-marah ke saya,” paparnya.
Ia mengaku, sudah melaporkan kekerasan yang dilakukan sama suaminya ke Komnas Perlindungan Anak (KPA) Provinsi Banten.
“Saya lapor ke KPA yang di Ciwaru tapi sampai sekarang enggak ada kabarnya,” ujarnya.***



















