BANTENRAYA.COM – Dalam satu tahun, hari guru diperingati secara nasional dan internasional. Apa sebenarnya perbedaan Hari Guru Nasional dengan Hari Guru Sedunia?
Beberapa orang masih mempertanyakan perbedaan Hari Guru Nasional dengan Hari Guru Sedunia yang jika dilihat secara umum keduanya memiliki tujuan yang sama.
Meski terlihat hampir sama, ternyata ada beberapa hal yang membuat Hari Guru Nasional dengan Hari Guru Sedunia berbeda.
Diperingatinya Hari Guru secara nasional dan internasional tak lain bertujuan sama-sama untuk merayakan peran penting seorang guru dalam pendidikan.
Mengutip dari laman UNESCO, Hari Guru Sedunia diperingati setiap tanggal 5 Oktober di seluruh negara. Perayaan ini ditetapkan pada 1994 yang sebelumnya sudah direkomendasikan sejak 1966.
Tahun 2023 ini, tema yang diusung adalah “The teacher we need for education we want: The global imperative to reverse the teacher shortage”.
Baca Juga: BREAKING: 11 Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Keras Antara Kereta Api dan Mobil Elf
Dengan tema “Guru yang kita perlukan untuk pendidikan yang kita inginkan: Keharusan global untuk mengatasi kekurangan guru” tersebut ditujukan untuk menghentikan penurunan jumlah guru dan mulai meningkatkan jumlah tersebut di saat bersamaan.
Hari Guru Sedunia dirayakan untuk mendukung peran guru di sekolah secara lebih maksimal dan memperbaharui kembali profesi tersebut agar terus berkembang secara global dari masa ke masa.
Peringatan Hari Guru Sedunia sebenarnya sudah ada sejak 1994 namun baru diresmikan oleh UNESCO setelah adanya Rekomendasi ILO/UNESCO tentang Status Guru tahun 1966.
Rekomendasi tersebut menetapkan tolok ukur mengenai hak dan tanggung jawab guru, dan standar untuk persiapan awal dan pendidikan lanjutan, perekrutan, pekerjaan, dan kondisi belajar mengajar mereka.
Sementara itu, dikutip dari laman Kemdikbud, Hari Guru Nasional (HGN) diperingati setiap tanggal 25 November sebagaimana ditetapkan dalam KePres Nomor 8 Tahun 1994.
Jika melihat pada sejarahnya, HGN bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada 25 November 1945 yang sebelumnya bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) di 1912.
Setelah PGHB, organisasi tersebut juga berganti nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) di 1932 karena dinilai lebih nasionalis jika membubuhkan “Indonesia”.
PGI sempat dilarang untuk melakukan aktivitas pada masa penjajahan Jepang. Namun, tak lama kemudian Indonesia sepenuhnya merdeka.
Setelah proklamasi kemerdekaan resmi diucapkan oleh Seoekarno, PGI mengadakan Kongres Guru Indonesia yang pertama di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 24 – 25 November 1945.
Hasil dari pertemuan tersebut yaitu perubahan nama organisasi menjadi PGRI yang merupakan simbol persatuan ras, suku, agama, dan politik yang ada di Indonesia dengan tujuan yang sama.
Tujuan HGN adalah untuk memberikan penghormatan dan apresiasi kepada guru atas dedikasi mereka dalam pembelajaran kepada peserta didik.
Pada perayaan HGN 2023, Kemdikbud mengusung tema “Bergerak Bersama Merdeka Belajar” sebagaimana upaya kolaborasi semua pihak untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Tentu saja, peringatan tersebut bukan hanya ada di Indonesia. Beberapa negara juga memiliki waktu yang berbeda sesuai dengan sejarah pendidikan masing-masing.
Amerika Serikat rutin memperingati setiap hari Selasa pertama di bulan Mei sedangkan Argentina pada 11 September.
Di negara Asia seperti Thailand dilaksanakan pada 16 Januari, Korea Selatan 15 Mei, Singapura 1 September, Hong Kong 10 September, Argentina 11 September, dan Vietnam 20 November.***