BANTENRAYA.COM – Ketan bintul Haji Mamad di Pasar Lama Kota Serang paling laris manis di bulan Ramadan.
Kelezatan dan keautentikan rasanya membuat ketan bintul Haji Mamad paling banyak diburu oleh para konsumen untuk sajian menu berbuka puasa Ramadan.
Dari sekian ratusan pedagang ketan bintul di Pasar Lama, hanya ketan bintul Haji Mamad yang pembelinya berjubel.
Para konsumen rela antre dan berdesak-desakan demi mendapatkan sebungkus ketan bintul khas olahan Haji Mamad.
Penjual ketan bintul Haji Mamad sudah standby sejak siang hari hingga menjelang waktu berbuka puasa.
Harga per porsi ketan bintul Haji Mamad sama dengan harga ratusan penjual ketan bintul lainnya yakni Rp 20.000 per bungkus yang sudah ditaburi dengan serundeng.
Baca Juga: Lebaran 2025 Tak Semeriah Tahun Lalu? Perputaran Uang di Banten Turun Drastis
Jika santapan ingin terasa lebih nikmat dan lezat, ketan bintul dipadukan dengan empal daging sapi yang dijual Rp 26.000 per porsi.
Deni, salah seorang anak penjual ketan bintul Haji Mamad mengatakan, ketan bintul Haji Mamad sudah beredar di Kota Serang sejak tahun 1980-an.
“Sekitar tahun 80-an. Saya anaknya generasi kedua dari almarhum bapak saya Haji Mamad,” ujar Deni, kepada Bantenraya.com, Selasa 25 Maret 2025.
Baca Juga: 28 Lembar Surat Suara PSU Pilkada Kabupaten Serang Rusak
Deni mengatakan, satu porsi ketan bintul dijual Rp 20.000 per bungkus, sementara empal daging sapinya dijual Rp 26.000 per bungkus.
“Jadi kalau satu paket komplit Rp 46 ribu,” ucap dia.
Ia menjelaskan, dalam sehari bisa menghabiskan 3 kwintal liter beras ketan atau tiga ratus kilogram ketan bintul terjual.
Baca Juga: Tilap Uang Retribusi Sampah dari Perusahaan, Dua Mantan Pegawai DLH Kota Cilegon Divonis Berbeda
“Sehari bisa tiga kwintal,” ujar Deni.
Deni mengaku omset penjualan ketan bintul selama Ramadan cukup menjanjikan bila dibandingkan hari-hari biasa.
“Disyukuri aja Alhamdulillah. Alhamdulillah hari Sabtu Minggu apalagi rame,” katanya.
Ia mengakui bahwa ketan bintul Haji Mamad banyak diburu oleh para konsumen baik Serang maupun luar Kota Serang.
Baca Juga: Batas Laporan Tinggal Menghitung Hari, 5 Anggota DPRD Provinsi Banten Belum Lapor LHKPN
“Iya saya juga nggak tau ya itu mah selera pembeli. Cuman yang pasti kualitas kita jaga dari mulai ketannya, kelembutannya, dan rasanya supaya pembeli juga puas, apalagi ini kan makanan,” teranc Deni.
Dengan menjaga kualitas, Deni percaya lidah konsumen dan para pelanggan tak akan bohong. Terbukti bukan ketan bintul Haji Mamad bukan hanya di Pasar Lama saja, melainkan sudah buka cabang di beberapa titik di Kota Serang hingga Kota Cilegon.
“Ada di Pasar Kepandean, samping kantor pajak, Penancangan keluar pintu Stadion Maulana Yusuf dekat tugu jam, dan Jalan Bojonegara Lingkungan Pegantungan, Kelurahan Jombang Wetan, Cilegon,” katanya.
Baca Juga: Bikin Kecewa, Bonus Hari Raya Pengemudi Ojol di Lebak Hanya Cair Segini
Warga Kota Cilegon Keysha mengatakan, ketan bintul sudah menjadi tradisi menu untuk berbuka puasa Ramadan di rumahnya.
“Ini sudah tradisi ya. Iya pokoknya setiap puasa pasti belinya ketan bintul” ujar Keysha, ditemui di lokasi.
Dari sekian banyak penjual ketan bintul di Pasar Lama, Keysha memilih ketan bintul Haji Mamad karena sudah langganan tiap Ramadan.
Baca Juga: Bukan Hanya Fomo, Pemprov Banten Kaji Penghapusan Tunggakan Pajak Kendaraan
Alasan Keysha membeli ketan bintul Haji Mamad di Pasar Lama, karena rasanya berbeda dari ketan bintul yang lain.
“Apa ya ketannya Pak Haji Mamad ini ya kayaknya asli gitu, nggak ada campuran, terusnya legit dan pulen,” ungkap dia.
Warga Cijawa Kota Serang Rosi mengatakan, ketan bintul menjadi salah satu menu unggulan untuk buka puasa bersama di rumahnya.
Baca Juga: Kena Efisinsi Anggaran Rp 800 Juta, Damkar Kota Cilegon Gagal Punya Seragam Baru
“Buat anak-anak, biar makan kan setahun sekali adanya tradisi di bulan Ramadan” ujar Rosi, ditemui di lokasi.
Meski non muslim, Rosi langganan membeli ketan bintul Haji Mamad di Pasar Lama.
“Saya nggak puasa karena saya Chinese, tapi saya suka bagi-bagi buat karyawan. Iya, buat rame-rame makan-makan anak-anak,” ucap dia.
Rosi menjelaskan, ketan bintul bikinan Haji Mamad rasa dan teksturnya berbeda dari ketan bintul yang dijual oleh para penjual di Pasar Lama.
“Saya sudah biasa di situ. Ada sedikit perbedaan tekstur ketannya empuk,” ungkapnya. ***















