BANTENRAYA.COM – Belakangan ini media sosial (medsos) di TikTok, Instagram dan sebagainya ramai oleh adanya trend tentang S Line.
Fenomena S Line yang ramai digunakan oleh warganet di medsos adalah sebuah garis merah yang muncul di atas kepala manusia yang menyerupai benang merah.
Fenomena S Line tersebut lahir dari Drama Korea (Drakor) S Line (2025) yang menceritakan tentang Shin Heup yang mampu melihat garis merah menyerupai benang di atas kepala orang lain.
Baca Juga: Orderan Ojol Ini Bikin Ngakak, Viral Disuruh Minta Bangunkan Pacar Pelanggan
Garis merah atau S Line yang kerap muncul di atas kepala orang lain digambarkan sebagai orang-orang yang pernah melakukan hubungan intim.
Dari adanya Drakor S Line tersebut, membuat warganet di medsos seperti TikTok, Instagram, dan X ikut-ikutan membuat konten garis merah yang ada di atas kepala.
Warganet yang mengikuti trend S Line di medsos tersebut seolah-olah menggambarkan bodycount mereka bisa dilihat oleh publik.
Baca Juga: Bikin Sang Guru Geleng-geleng, Bocah SD Ini Viral Gegara Bercita-cita Jadi Janda
Walaupun sekadar konten dan sekilas terlihat lucu atau kreatif. Tapi apabila dilihat dari sudut pandang nilai-nilai Islam, trend ini menyimpan banyak persoalan yang tidak bisa dianggap remeh.
Tidak hanya soal moral pribadi, tapi juga tentang bagaimana kita memperlakukan aib, kesucian diri, dan kehormatan sebagai hamba Allah.
Islam sendiri adalah sebuah agama yang menjunjung tinggi kehormatan dan aib setiap hambanya, Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadist yang dikutip dari islam.nu.or.id:
Baca Juga: 3 Link Twibbon Peringatan Hari Puisi Indonesia 2025, Desain Keren dan Gratis
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا، ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ، فَيَقُولُ: يَا فُلَانُ، عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
Artinya:
“Setiap umatku akan dimaafkan kecuali orang-orang yang terang-terangan (dalam berbuat dosa). Dan termasuk terang-terangan itu adalah seseorang berbuat dosa di malam hari, lalu di pagi harinya ia berkata, ‘Wahai fulan, semalam aku melakukan ini dan itu,’ padahal Allah telah menutupi dosanya semalaman, namun di pagi hari ia membuka penutup yang Allah berikan.” (HR. Bukhari Muslim).
Dalam konteks trend S Line, walaupun hanya sekadar efek digital namun substansinya tetap sama yakni, menyebarkan sesuatu yang seharusnya ditutupi, seolah bangga terhadap dosa dan menjadikannya bahan hiburan.
Baca Juga: Mimpi MSFA Jadi Kampiun Cilegon League U-15 Piala Soeratin Terwujud
Bahkan meskipun kontennya dibuat hanya sebagai lelucon di medsos, Islam tidak memandang enteng sikap mempermainkan nilai-nilai moral dan kesucian diri.
Mengikuti trend S Line di medsos selain melanggar norma dan etika dalam Islam, juga haram karena dapat menarik syahwat dan menimbulkan orang lain melakukan kemaksiatan, seperti halnya ghibah dan menuduh orang lain.
Maka dari itu, berhati-hatilah jangan sampai trend S Line mengalahkan iman atau rasa ingin viral menyingkirkan rasa malu di hadapan publik. ***
















