SERANG, BANTEN RAYA – Kabupaten Serang memiliki Gunung Sulanjana yang sampai saat ini belum dimaksimalkan pemanfaatannya, baik oleh warga maupun pemda. Padahal Gunung Sulanjana mempunyai keistimewaan karena memiliki tujuh sumber mata air yang tidak pernah kering meski kemarau panjang. Gunung Sulanjana berlokasi di Desa Cokopsulanjana, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, Banten.
Sekretaris Desa Cokopsulanjana Suhandi mengatakan, ketujuh sumur di gunung ini tidak pernah kekeringan. Pada puncak kedua yang lebih tinggi terdapat petilasan Ki Sulanjana. Di puncak ini diyakini menjadi tempat pusat menyusun rencana pengembalian kejayaan Banten yang sebelumnya terjadi perang antar saudara.
“Walau sedang kemarau dan di mana tidak ada air di tujuh sumur ini tetap masih ada air,” kata Suhandi, Kamis (2/9/2021).
Suhandi ketika mendaki Gunung Sulanjana mengajak mahasiswa Universitas Bina Bangsa yang sedang melakukan kuliah kerja mahasiswa (KKM) UNIBA Kelompok 32 yang sedang mengabdi di Desa Cokopsulanjana. Ia mengatakan, kegiatan pendakian ini penting dilakukan mahasiswa untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa sebagai generasi muda untuk mengetahui lebih dalam dalam budaya dan sejarah Banten.
Selama melakukan pendakian ke puncak gunung terdapat batu kembar yang berdampingan sangat tinggi. Sampai pada puncak pertama pandangan akan tertuju pada indahnya dan luasnya Kabupaten serang dari atas gunung. Selain pemandangan yang indah terdapat makam Syekh Abdu Zakaria yang merupakan Buyut Sulanjana.
Bela Sapira, salah seorang mahasiswi KKM UNIBA, mengatakan, sejarah yang ada di Gunung Sulanjana harus dilestarikan. Gunung Sulanjana merupakan jejak dan bukti sejarah di Banten.
“Gunung ini juga berpotensi menjadi wisata religi dan napak tilas yang harus dikembangkan demi meningkatkan ekonomi warga sekitar,” katanya.
Saksikan Podcast Meja Redaksi di Banten Raya Channel
Bela mengatakan, seluruh mahasiswa KKM UNIBA kelompok 32 mempunyai gagasan untuk lebih mengenalkan wisata ini melalui media sosial maupun media lainnya agar menjadi wisata religi sehingga akan lebih dikenal oleh masyarakat luas. (tohir)


















