SERANG, BANTEN RAYA-Tim Pendampingan Sosial (PS) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), yang merupakan program kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan Untirta melaporkan kemajuan program pendampingan.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan rapat pemaparan rencana intervensi kegiatan PS di wilayah Provinsi Banten. Rapat yang dilaksanakan secara daring tersebut diikuti oleh unsur BNPB, BPDB Provinsi Banten, Kabupaten Lebak dan Pandeglang dan Tim PS Untirta, Unram dan Unila serta unsur terkait lainnya.
Direktur PPSE dan SDA BNPB Andi Eviana menyampaikan bahwa di tahun 2018 banyak bencana yang terjadi di Indonesia. Pihaknya meminta BPBD untuk mengomandoi penganggulangan bencana.
Andi mengaku, pihaknya sudah melakukan berbagai hal seperti pemulihan ekonomi, fisik dan sosial. Pendampingan sosial bekerjasama dengan tiga universitas dalam kegiatan PS tahun 2021 ini, yaitu Provinsi Banten, Lampung dan Nusa Tenggara Barat.
Ia juga mengatakan bahwa rapat ini ingin melihat apa saja yang akan dilaksanakan kepada masyarakat yang ada di lapangan untuk dilakukan pemulihan. “Banyak hal yang akan dilakukan, tentunya universitas akan bekerjasama dengan BPBD,” katanya, kemarin.
Dalam kesempatan itu, Andi mengingatkan bahwa sumber daya manusia yang ada di sana harus dimaksimalkan, dan setiap programnya selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan BPBD.
“Pada rapat ini diharapkan tim pelaksana menyampaikan kegiatan apa saja yang telah dan akan dilaksanakan kepada masyarakat terdampak bencana ini,” ungkapnya.
“Intinya yaitu kegiatan ini harus berdampak dan bermanfaat bagi masyarakat dan tetap mengutamakan protokol kesehatan Covid-19,” sambung Andi.
Anggota Tim PS Untirta Ade Sri Mariawati menyampaikan pemaparan tentang detail laporan kemajuan program yang telah dilakukan di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur dan Desa Sajira Mekar, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
“Kami datang langsung ke lokasi untuk melakukan pendampingan, menggali data dengan wawancara ke beberapa subsektor yang ada di sana. Kemudian menskoring untuk menetapkan hasil pendampingan sosial apa yang tepat dilakukan di sana, serta menginventarisir kebutuhan subsektor tersebut,” katanya.
Berdasarkan hasil skoring yang dilakukan Tim PS Untirta, menghasilkan subsektor yang menonjol yaitu keagamaan dan kepemudaan/olahraga. Beberapa masukan dari BNPB yaitu bantuan harus bersifat habis pakai dan selain belanja barang dan bahan, belanja non barang juga sangat penting seperti kegiatan pelatihan. (satibi)
 
			

















