BANTENRAYA.COM – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten menyebut kondisi pesisir pantai di wilayah Provinsi Banten mengkhawatirkan.
Sebab, lahan pesisir pantai sudah banyak yang beralih fungsi.
Kepala DLHK Provinsi Banten Wawan Gunawan mengatakan, banyaknya alih fungsi pesisir pantai oleh oknum-oknum yang menggunakan pesisir pantai untuk kepentingan pribadi.
Baca Juga: Pilkades Kabupaten Lebak Menyisakan Catatan, Banyak Warga Tak Masuk DPT
Kondisi tersebut jelas Wawan, membuat kondisi pesisir pantai mengkhawatirkan.
“Kondisinya saat ini sangat menghawatirkan, soalnya banyak lahan yang sudah dialih fungsi oleh oknum-oknum penjual lahan,” katanya saat peringatan Hari Pahlawan yang digelar Kejati Banten di Pesisir Pantai Lontar, Kabupaten Serang, Rabu 11 November 2021.
Wawan menjelaskan, alih fungsi lahan di pesisir pantai, mengakibatkan terjadinya abrasi. Untuk itu perlu adanya pencegahan, salah satunya dengan penanaman pohon mangrove.
Baca Juga: Puisi Hari Anak Sedunia 20 November Menyentuh Hati
“Program ini sangat baik, kita kerjasama dengan Kejati untuk melestarikan daerah pesisir,” terangnya.
Wawan menambahkan, penanaman pohon mangrove dengan Kejati Banten, akan dilakukan di wilayah Mauk sampai dengan Bojonegara, untuk mengatasi abrasi tersebut.
“Kita ada sekitar 678 kelompok tani atau kelompok binaan-binaan yang kita bina kita kasih permodalannya, kita kasih bibitnya dan upahnya juga,” ujarnya.
Baca Juga: Delapan Penyebab Timbulnya Sariwan, Salah Satunya Akibat Menggosok Gigi
Sementara itu, Kajati Banten Reda Manthovani mengatakan, dengan penanaman mangrove di hari Pahlawan ini dimaksudkan agar pengikisan tanah di pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang sifatnya merusak, tidak terjadi.
“Penanaman mangrove ini merupakan bukti peran kami, untuk menjaga kelestarian alam, juga bermanfaat bagi generasi yang akan datang,” katanya.
Reda mengungkapkan, penanaman mangrove hasil kolaborasi dan Provinsi Banten dan masyarakat ini sudah sepatutnya dilakukan.
Baca Juga: Gempur dengan Pembangunan, Gubernur Banten: Daerah Perbatasan Jangan Kalah dengan Tetangga
Karena selain sebagai antisipasi ancaman abrasi, juga diharapkan membawa manfaat secara ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Penanaman mangrove ini akan terasa pada 5 sampai 10 tahun mendatang, dan abrasi tidak tambah lagi. Jumlah yang kita tanam sekitar 5 ribu batang,” ungkapnya.
Reda menjelaskan, program penanaman mangrove di sepanjang pantai ini akan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencegah abrasi laut semakin meluas.
Baca Juga: 4 Isu Strategis Soal BUMN dengan Pemkot Cilegon, Masalah Pengangguran Jadi Nomor Wahid
“Kita akan lakukan secara terus menerus, tidak hanya simbolis,” jelasnya.
Reda berharap penanaman mangrove sebagai salah satu upaya menyelamatkan lingkungan dari ancaman abrasi itu juga, dapat menjaga ekosistem pesisir laut.
“Dulu kabarnya di sini adalah daratan, sekarang sudah menjadi laut (terjadi kerusakan alam),” harapnya. ***


















