BANTENRAYA.COM – Belum lama ini warga Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang dihebohkan dengan berita adanya penganut aliran Aliran Sesat Hakdzat.
Warga yang menganut aliran ini memang sudah diberikan pembinaan intensif oleh tokoh agama setempat dan MUI Pandeglang.
Namun pada perkembangannya keberadaan aliran yang ketika salat sunah menghadap 4 arah mata angin ini, tetap jadi perhatian publik tak terkecuali ustad kondang Ustaz Wijayanto.
Baca Juga: Eks Penganut Aliran Hakdzat di Kecamatan Sumur Pandeglang Diberi Pembinaan
Lewat Youtube Official iNews yang dinggah pada pada 29 September 2021, Ustaz Wijayanto mengungkap setidaknya ada 2 faktor yang menyebabkan masyarakat mudah terjerumus aliran sesat.
Faktor-faktor tersebut adalah kurangnya pemahaman agama dan kondisi ekonomi yang tidak pasti.Ada banyak aspek karena ini pasti bukan faktor tunggal. Faktor pertama memang ada kekurangpahaman tentang ajaran agama.
Memang masyarakat kita kalau di Jawa disebut Islam KTP, hanya pengakuan tanpa pemahaman yang utuh. Dan itu menjadi floating mass mudah sekali diajak ke aliran sesat,” ungkap Ustaz Wijayanto.
Menyebut praktik sholat yang dilakukan aliran sesat Hakdzat melenceng dari ajaran Islam, sang pendakwah memaparkan sholat seharusnya menghadap ke arah Masjidil Haram sebagai kiblat umat Muslim sedunia.
Baca Juga: Pembangunan Tol Serpan Seksi III Pandeglang Belum Juga Digarap, Ternyata Gara-gara Ini
“Terutama sholat, sholat harus melihat praktik Rasulullah di dalam sholat. Tidak ada pemahaman di seluruh dunia yang sholat sampai menghadap ke 4 kiblat. Kalau ke Aqsa pernah, tapi pindah ke Masjidil Haram,” jelasnya.
Ustaz Wijayanto juga menyebut faktor ekonomi yang tidak pasti membuat masyarakat mudah terbujuk tipu daya aliran sesat.
Oleh karenanya, ia berharap organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dan NU bisa merangkul masyarakat untuk memelajari Islam yang benar.
“Yang kedua, pasti ini kondisinya sedang uncertainty, ketidakpastian. Ketidakpastian secara ekonomi, sering orang mencari jalan pintas atau budaya instan. Jalan pintas ini paling enak pakai kedok agama,” ungkapnya.
Baca Juga: Dari Program CSR, Rumah Warga Cilegon Direnovasi Pakai Material Canggih, Tahan Korosi dan Rampat Api
“Sebetulnya fenomena ini ada di banyak tempat, tapi tentu ini adalah PR bagi organisasi keagamaan terutama dari NU dan Muhammadiyah. Kenapa sampai tidak terjangkau? Ini kan wilayahnya,” pungkasnya. (Puput Akad Ningtyas Pratiwi/Pikiran-Rakyat.com) ***