Penulis: Angga Pramadjaya, S.Kom., M.M., M.Kom. – Praktisi sekaligus dosen Program Studi Sistem Informasi Unpam Kampus Kota Serang
BANTENRAYA.COM – Dalam era digital yang semakin kompleks dan dinamis, pengambilan keputusan menjadi aspek krusial dalam berbagai bidang, mulai dari bisnis, pemerintahan, hingga pendidikan.
Salah satu pendekatan yang mulai mendapat perhatian luas di bidang Sistem Informasi adalah Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM).
Metode ini merupakan penggabungan dari konsep logika fuzzy dan metode pengambilan keputusan multikriteria, yang secara khusus dirancang untuk menangani permasalahan keputusan yang melibatkan banyak atribut dengan nilai-nilai yang bersifat subjektif atau samar.
Baca Juga: Okupansi Menurun, Hotel di Banten Obral Harga Kamar Hingga 40 Persen
Dari sudut pandang keilmuan Sistem Informasi, FMADM menawarkan pendekatan yang adaptif dan realistis terhadap ketidakpastian data.
Dalam praktiknya, tidak semua data bersifat pasti atau numerik; banyak informasi yang diperoleh dalam bentuk linguistik seperti “tinggi”, “cukup”, atau “baik”.
Konversi nilai-nilai linguistik tersebut ke dalam bentuk fuzzy memungkinkan sistem informasi untuk meniru cara berpikir manusia dalam mengambil keputusan—yang seringkali bersifat intuitif dan tidak kaku.
Baca Juga: TNI AL Panen Kedelai Migo Al 1-89 di Kecamatan Cinangka, Solusi Swasembada Nasional
Salah satu keunggulan FMADM adalah fleksibilitasnya dalam diintegrasikan ke dalam sistem pendukung keputusan berbasis komputer.
Ini memungkinkan pengembangan aplikasi yang tidak hanya membantu pengambilan keputusan, tetapi juga mampu beradaptasi dengan konteks yang berubah.
Misalnya, dalam sistem seleksi beasiswa atau pemilihan supplier, FMADM dapat memberikan hasil yang lebih adil dan akurat karena mempertimbangkan berbagai kriteria secara bersamaan dengan pendekatan fuzzy yang menoleransi ambiguitas.
Baca Juga: Realme 14 Series 5G Resmi Rilis di Indonesia, Cek Keunggulan dan Harganya
Secara konseptual, FMADM membantu dalam mengevaluasi berbagai alternatif berdasarkan sejumlah kriteria yang memiliki tingkat kepentingan berbeda-beda.
Yang membedakan FMADM dari metode konvensional adalah kemampuannya dalam mengolah data kualitatif yang dikonversi ke dalam nilai fuzzy, sehingga menghasilkan keputusan yang lebih mendekati realitas dan intuisi manusia.
Dalam konteks pengembangan Sistem Informasi, metode ini sangat relevan karena dapat diterapkan dalam sistem pendukung keputusan yang memerlukan evaluasi kompleks—seperti seleksi kandidat, penilaian kinerja, atau perencanaan strategis.
Baca Juga: Band Asal Kota Serang ANZU Masuk Nominasi SCTV Music Awards 2025, Yuk Voting!
Keunggulan FMADM terletak pada kemampuannya dalam menyatukan berbagai dimensi keputusan ke dalam satu kerangka logis dan matematis.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam proses penentuan fungsi keanggotaan fuzzy dan pemberian bobot kriteria yang bisa bersifat subjektif.
Oleh sebab itu, penguasaan teori dasar logika fuzzy dan keterampilan pemodelan sangat penting dalam implementasi metode ini di dalam Sistem Informasi.
Baca Juga: Gadis Hingga Ibu-ibu Pemilik Scoopy Tampil Aman dan Penuh Gaya Lewat Velocreativity
Secara umum, FMADM mencerminkan arah evolusi Sistem Informasi yang semakin cerdas dan manusiawi.
Dengan mempertimbangkan aspek ketidakpastian dan preferensi pengguna, FMADM membawa nilai tambah dalam pengambilan keputusan yang tidak hanya berbasis data, tetapi juga berdasarkan intuisi dan pertimbangan kontekstual.
Namun demikian, penerapan FMADM dalam sistem informasi masih menghadapi tantangan, seperti dalam hal pemilihan fungsi keanggotaan yang tepat, serta subjektivitas dalam penentuan bobot tiap kriteria.
Baca Juga: Ditarget Rampung Juni 2025, Pembentukan Kopdes Merah Putih Telan Anggaran Rp1 Miliar
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman metodologis yang kuat serta kolaborasi lintas disiplin untuk memastikan penerapan FMADM dapat memberikan hasil yang valid dan bermanfaat.
Secara keseluruhan, FMADM merupakan sebuah pendekatan yang sangat relevan dalam pengembangan sistem informasi modern, terutama dalam konteks pengambilan keputusan yang kompleks dan tidak pasti.
Penggunaan metode ini sejalan dengan arah pengembangan sistem informasi cerdas yang tidak hanya mengolah data, tetapi juga memahami konteks dan mendukung pengambilan keputusan yang berkualitas. ***



















