BANTENRAYA.COM – Huma merupakan pola pertanian tradisional masyarakat Sunda untuk menanam padi di ladang kering tanpa sistem pengairan atau irigasi.
Sejak kecil, huma adalah tempat bermain yang sangat menyenangkan bagi Rizal Mahfud, musisi asal Pandeglang yang menekuni musik tradisional.
Dari huma, Rizal terinspirasi untuk menciptakan karya Swara Jalawara Hawara atau suara untuk padi sebagai tumpahan kerinduan sekaligus ajakan bagi generasi muda untuk mengenal pertanian tradisional huma.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Centang Biru di WhatsApp Aero
6 tahun belakangan, Rizal Mahfud mulai melihat huma dari perspektif bunyi.
Khususnya, sejak pertemuannya dengan Abah Kalimi, maestro calung renteng sekaligus guru yang mengajarinya calung renteng dan berbagai warisan tradisi huma.
Cibaliung terletak di Pandeglang Selatan dahulu dikenal sebagai salah satu wilayah dengan huma yang paling luas di Banten.
Baca Juga: Uang Pesangon Karyawan PT Nikomas Gemilang Bila Mundur Sukarela, Bisa Buat Investasi Properti?
Tetapi, modernisasi dan industrialisasi di segala bidang, termasuk pertanian, membuat jumlah lahan dan petani huma di sana semakin berkurang, warisan tradisi yang hidup di masyarakatnya pun perlahan menghilang.
“Karya ini jadi rangkuman sekaligus tumpahan rasa rindu dan keresahan atas tradisi huma di Cibaliung yang semakin terkikis,” katanya.
“Kerinduan pada kidung yang biasa dinyanyikan untuk kesuburan padi, kepada bunyi-bunyi seperti calung renteng, omprang, sampai lesung yang dulu ramai bersahutan dari huma dan saung,” tuturnya.
Baca Juga: One Piece: 8 Karakter Terkuat di Arc Pulau Egghead, Si Juru Masak No. 4 dan D. Luffy Tak Tergantikan
“Terutama, kerinduan pada suasana liliuran atau kolektivitas masyarakat yang terasa dari mulai menanam padi sampai merayakan panen di seren taun. Sekarang, seren taun sudah tidak dirayakan lagi di Cibaliung,” kata Rizal Mahfud, Jumat 20 Januari 2023.
Dalam menciptakan karya tersebut, Rizal mendapatkan dukungan dari program Penciptaan Karya Kreatif Inovatif Dana Indonesiana yang difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan LPDP.
Karya yang telah digarap sejak bulan Oktober 2022 tersebut akan ditampilkan pada 21 Januari 2023 di Boeatan Tjibalioeng, Kampung Namprak, Desa Mendung, Kecamatan Cibaliung, Pandeglang.
Baca Juga: 7 Cara Menambah Subscriber YouTube Secara Gratis, Langsung Monetisasi dan Jadi Kaya
Kerinduan dan nostalgia tentang huma di Pandeglang Selatan disajikan dengan menggunakan berbagai instrumen musik dari tradisi huma seperti calung renteng, kacapi buhun, angklung buhun, omprang, lesung, gong lodong, karinding, sampai suling kumbang.
Karya ini menjadi tempat bertemunya frekuensi musik huma yang khas dari Banten Selatan dengan frekuensi dan gaya musik dunia, seperti waltz, pop-jazz, chill-out, sampai bossa nova.
“Keempat karya musik yang disajikan pada hari Sabtu 21 Januari 2023 di kantor Urusan Berkarya Boeatan Tjibalioeng juga akan direspons oleh empat seniman lintas disiplin, mulai dari seni tari, monolog, sampai pantomim,” katanya.
Baca Juga: Link Nonton Drakor Forbidden Marriage Episode 11 Sub Indo, Lengkap dengan Spoiler dan Jadwal Tayang
“Hampir semua musisi dan kolaborator yang terlibat berasal dari Pandeglang. Karenanya, karya ini merupakan persembahan dari kami, seniman dan musisi muda yang ingin mengenal dan mengenang budaya warisan leluhur kami,” terang Rizal.
Sejak Oktober, kata Rizal, pihaknya melibatkan musisi dan seniman lintas disiplin asal Kabupaten Pandeglang untuk berkolaborasi dalam penciptaan karya Swara Jalawara Hawara.
Salah satu kolaborator yang dilibatkan adalah Faris Alwan, komposer dan musisi asal Pandeglang yang kini tergabung dalam grup Syarikat Idola Remaja.
Baca Juga: Viral! Datangi KPK Hercules Ancam Kasih Bogem Mentah Saat Wartawan Meliput
Melalui panggilan video, pria yang akrab disapa Aceng tersebut menjelaskan tentang pengalamannya terlibat dalam karya ini.
Menurutnya, Jalawara Hawara adalah nama varietas padi lokal asal Cibaliung, Pandeglang yang dikenal kuat dan tahan di berbagai musim.
“Rasanya langsung terbayang karya ini akan mengingatkan kita pada perasaan syukur dan bungah saat merayakan pesta panen, mensyukuri lumbung yang penuh dengan padi untuk menghidupi sepanjang waktu,” jelas Aceng.
Baca Juga: Sekali Dapat Korban, Calo PT Nikomas Bisa Langsung Bawa Pulang Honda Scoopy Baru dari Dealer
Selain konser, Sabtu dan Minggu, 21—22 Januari 2023 di Boeatan Tjibalioeng juga akan digelar rangkaian kegiatan berupa diskusi, kelas.
Kemudian penanaman pohon sebagai bentuk dukungan komunitas dan masyarakat Cibaliung terhadap karya Swara Jalawara Hawara. ***