BANTENRAYA.COM – Kota Serang semakin macet. Hal itu disebabkan pertumbuhan kendaraan tiap tahun semakin tinggi, sementara lebar dan panjang jalan tidak berubah.
Kondisi Kota Serang yang semakin disampaikan Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan atau Dishub Kota Serang Bambang Gartika.
Bambang Gartika membenarkan, kemacetan di Kota Serang tiap tahun pastinya terus bertambah, karena Laju pertumbuhan kendaraan dengan lebar jalan dan panjang jalan berbeda.
Baca Juga: Sedang Digunakan, Set Top Box Milik Warga Tonjong Kabupaten Serang Tiba-tiba Terbakar
“Pertumbuhan kendaraan tiap tahun semakin tinggi, sementara lebar jalan segitu-gitu aja tidak berubah. Otomatis terjadi kemacetan,” ujar Bambang Gartika, kepada Bantenray.com, Selasa 22 November 2022.
“Tapi kalau untuk besarannya saya kurang hafal, karena tidak punya data juga,” sambung dia.
Bambang Gartika menyebutkan, ada sekitar 17 titik kemacetan di Kota Serang yang terjadi setiap hari.
Baca Juga: Subadri Ushuludin Mencak-mencak Anggaran DPK Kota Serang Dipangkas hingga Rp1,7 Miliar
17 titik kemacetan itu diantaranya Jalan Bhayangkara tepatnya di depan MTsN 1 Kota Serang, RS Fatimah, Kelurahan Drangong, Kuranji, Kaujon, dan Batok Bali.
“Salah satunya yang paling sering muncul di permukaan Terowongan Trondol, dekat kantor Kelurahan Kaligandu. Banyak keluhan dari masyarakat,” ungkapnya.
“Mungkin karena di situ banyak perumahan juga, kendaraannya banyak sementara lebar jalan dan terowongan itu sempit,” terang Bambang Gartika.
Baca Juga: Biliar dan Wushu Sumbang 6 Emas Untuk Kabupaten Serang
Khusus di Terowongan Terondol, kata Bambang Gartika, pihaknya menempatkan personil Dishub Kota Serang 12 jam per hari. Dimulai dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.
“Jadi ada tiga shiff. Khusus di situ aja. Karena di situ mungkin paling banyak kendaraan. Lebar jalan sempit,” jelasnya.
Bambang Gartika mengatakan, keberadaan Jalan Frontage salah satu solusi untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Terowongan Terondol.
Baca Juga: 5 Kali Gagal Jadi Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi, Kabupaten Serang Janji Rebut Piala Bergilir
Hanya saja, hingga kini pemerintah pusat belum memberikan izin untuk kelanjutan penyambungan jalan tersebut.
“Terkendala izin belum turun,” kata dia.
Bambang Gartika mengaku, pihaknya bekerja bersama dengan kepolisian rutin melaksanakan manajemen rekayasa lalulintas, dan memasang perambuan.
Baca Juga: Cegah Aksi Tawuran Pelajar, Satpol PP Kaupaten Serang Razia Siswa Sedang Nongkrong
“Kita juga bekerjasama dengan kepolisian menurunkan anggota di titik-titik kemacetan di Kota Serang,” ucap dia.
Saat ditanya perihal laju indeks kemacetan di Kota Serang, Bambang Gartika mengaku belum memiliki datanya.
“Saya nggak punya datanya,” akunya.
Baca Juga: Mega Bintang Lionel Messi Terdiam Usai Kalah Tipis 2-1 dari Arab Saudi
Bambang Gartika menyebutkan, jumlah personil Dishub Kota Serang dikisaran ratusan anggota.
Jumlah tersebut ditempatkan di setiap titik kemacetan yang tersebar di Kota Serang.
“Personil kita ada 120 anggota. Saya rasa cukup. Rata-rata satu titik tiga sampai empat. Kalau tempatnya macet kaya Terowongan Terondol kita tempatkan empat orang,” sebut Bambang Gartika.
Baca Juga: 4 Penyebab Arab Saudi Bisa Bungkam Argentina di Piala Dunia 2022: Shaf Lurus dan Rapat…..
“Jadi bukan hanya titik kemacetan saja tapi pengaturan lalulintas. Itu kita bagi di 17 titik setiap harinya,” terang dia.
Meski sekarang kondisi Kota Serang makin macet, Bambang Gartika mengaku tidak menginginkan Ibukota Provinsi Banten itu menjadi stag.
Saya tidak berharap seperti itu. Walaupun pertumbuhan kendaraan semakin tinggi, kalau misalkan masyarakatnya sadar lalu lintas dan taat aturan mungkin tidak ada kemacetan,” tutur dia.
Baca Juga: Sejarah Singkat Female Hysteria Ternyata Bikin Geleng-geleng Kepala
Saat disinggung apakah bakal terjadi stag dalam beberapa tahun kedepan?
“Menurut saya tidak akan. Karena kita melaksanakan pengaturan lalulintas jalan,” akunya. ***



















