BANTENRAYA.COM – Pengurus Taekwondo Indonesia atau TI Provinsi Banten menyosialisasikan peraturan baru pertandingan kepada pelatih dan wasit se Provinsi Banten.
Sosialisasi pertandingan dilaksanakan di Mall Ciputra, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Sabtu 8 Oktober 2022.
Sosialisasi ini dilakukan, karena peraturan pertandingan taekwondo dunia mengalami perubahan.
Sekretaris Umum atau Sekum Pengurus TI Provinsi Banten Fiva Zabreno mengatakan, setelah perhelatan Olimpiade Tokyo 2020, ada beberapa usulan perubahan peraturan pertandingan dari World Taekwondo (WT) atau Badan Taekwondo Dunia.
Baca Juga: Jawaban Wendy Walters Usai Ditanya oleh Luna Maya Perihal Perasaannya Kepada Reza Arap
“Kemarin ditingkat nasionalnya sudah di tanggal 24-25 September. Nah hari ini kami sosialisasikan kepada pelatih dan wasit daerah,” ujar Fiva Zabreno, kepada Bantenraya.com, Minggu 9 Oktober 2022.
Fiva Zabreno menjelaskan, beberapa aturan pertandingan yang mengalami perubahan itu di antaranya adalah cara memberikan penilaian pemenang pertandingan.
“Kalau dulu kan pemenang pertandingan dihitung akumulasi. Kalau sekarang setiap ronde ada pemenang. Kalau menang sampai ronde kedua, maka pertandingan selesai. Kalau pertandingan sampai ronde kedua draw, maka dilanjutkan ronde ketiga, kayak badminton,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Fiva Zabreno, terkait dengan perolehan poin tendangan berputar.
Baca Juga: Momen Langka! Fotografer Beawiharta Bagikan Tips Membuat Foto yang Punya Feel
“Kalau tendangan berputar poinnya masuk dulu dipotong kalau jatuh, Sekarang tidak dipotong nilainya tetap 5,” terang Fiva Zabreno.
Fiva Zabreno berharap para peserta dapat memahami peraturan pertandingan yang baru, sehingga bisa dipraktekkan saat pertandingan kejuaraan.
“Harapan buat pelatih dan wasit harus memahami, kalau tidak kita ketinggalan. Untuk atlet nanti berjenjang dari pelatihnya,” tandas dia.
Fiva Zabreno menyebutkan, peserta yang ambil bagian pada sosialisasi peraturan pertandingan sebanyak 125 orang pelatih dan wasit.
Baca Juga: Lama Menghilang, Ini Alasan Hacker Bjorka Tunda Aksinya Bocorkan Data Pemerintah
“Satu kota ada yang 10 orang, ada
yang 15, ada yang 20. Tergantung masing-masing pelatihnya,” katanya. ***