BANTENRAYA.COM – Persoalan anak jalanan (anjal) merupakan persoalan yang kompleks sehingga untuk penangangannya dibutuhkan kehadiran negara.
Namun bukan hanya dalam bentuk razia anak jalanan namun juga perlu adanya kesadaran masyarakat untuk tidak memberi mereka uang.
Unutk itu, puluhan anak jalanan baik itu pengemis maupun pengamen berkumpul di Yayasan Aulia Qurrota Aini, Kecamatan Kramatwatu.
Baca Juga: Periksa 5 Saksi, Kejati Banten Bidik Tersangka Baru Kasus Kredit Fiktif Bank Banten
Mereka akan mengikuti kegiatan bimbingan fisik, mental, spiritula, dan sosial yang diadakan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Serang.
Sebelum mereka menerima materi dari psikolog, ustadz, Pekerja Sosial (Peksos), dan dari pihak kepolisian mereka terlebih dahulu diassessment.
Adapun hasil sementara, para anjal menjadi pengemis dan pengamen sebagian besar motivasinya karena ingin membantu ekonomi orangtuanya.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Waspada! Kisah Balita Tertinggal di Dalam Lift hingga Meninggal Dunia
“Mereka merasa kebutuhannya tidak bisa dipenuhi orangtuanya, sehingga mencari sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka,” ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia Dinsos Kabupaten Serang Siti Aminah, Kamis 22 September 2022.
“Ada yang hasil ngemis dan ngamennya diberikan kepada orangtuanya untuk membeli elektronik,” katanya.
Ia mengungkapkan, ada beberapa orangtua yang melarang anaknya menjadi anak jalanan namun sebagian besar orangtunya membiarkan anak-anaknya menjadi.
“Ini yang menjadi tugas kita selanjutnya memberikan bimbingan sosial dan mental kepada para orangtuanya,” katanya.
Menurut pengakuan anak-anak, kata Ami, pendapatan mereka pada hari-hari biasa mencapai Rp100 ribu sampai Rp200 ribu dalam sehari, sedangkan pada bulan puasa dalam sehari bisa mendapatkan Rp500 ribu.
Ini Sangat menggiurkan buat anak-anak sehingga mental mereka terbentu menjadi peminta-peminta,” tuturnya.
Baca Juga: Link Backsound Preman Pensiun 6 Angklung Remix, Cocok untuk Pengiring Joget hingga Nada Dering HP
Ami menuturkan, untuk menangani masalah anjal tidak cukup hanya dengan razia karena anak akan kembali lagi ke jalan.
“Sebenarnya kalau mereka tidak ada yang ngasih akan berhenti sendiri. Kita ingin mengubah mindset orangtunya karen secara tidak sadar mereka telah mengeksploitasi anak-anak mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Qurrota Aqyun, Ketua Yayasan Aulia Qurrota Aini mengungkapkan, saat ini anjal yang berada di bawah binaannya sebanyak 59 anak.
Baca Juga: Tidak Hanya Daliman, Ternyata 5 Pemilik Lahan SMKN 6 Kota Serang Lain juga Belum Dibayar
“Anak-anak di sini Alhamdulillah tidak ada yang putus sekolah, mereka ngamen pada hari Sabtu-Minggu saja di tempat rekreasi dan rumah makan, dulunya setiap hari ngamen di jalanan,” katanya.***

















