BANTENRAYA.COM – PT PLN (Persero) tetap bertahan di tengah lesunya perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2021 dan menciptakan nilai berkelanjutan.
Keberhasilan dari PLN ini tidak terlepas dari strategi dengan implementasi Governance, Risk and Compliance (GRC).
Dalam Seminar Governance, Risk and Compliance (GRC) Summit 2022 bertajuk Sailing in Multiverse of Uncertainty, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN, Sinthya Roesly mengungkapkan, GRC diimplementasikan dalam pengelolaan siklus hidup aset.
Baca Juga: Jangan Macam-macam! Pengelola THM di JLS Kabupaten Serang Terancam Pidana
Mulai dari perencanaan investasi melalui Komite Investasi dan Cash War Room (CWR), termasuk peningkatan kualitas pengambilan keputusan untuk semua proses bisnis.
Hal ini mencerminkan komitmen PLN untuk meningkatkan tata kelola sehingga akuntabilitas atas proses yang dijalankan dapat selalu terjaga.
“Sebagai perusahaan yang diberi mandat untuk melistriki negeri, PLN memiliki peran penting dalam menjalankan pelayanan kelistrikan dari hulu sampai hilir. Hal ini perlu dikelola dengan baik dan cermat oleh perseroan,” kata Sinthya.
Baca Juga: Langsung Klaim! Kode ML Mobile Legends 30 Agustus 2022, Dapatkan Skin Menarik di Akhir Bulan
Sinthya mengungkapkan, perjalanan CWR di PLN dimulai pada pertengahan 2020 ketika pandemi melanda.
CWR 1.0 dijalankan dengan fokus utama untuk meningkatkan cash and liquidity.
Pada April 2021 digulirkan CWR 2.0 dengan skema kerja berbasis pengendalian anggaran dan central planning.
Baca Juga: Sosok Baru dari Kasus Kematian Brigadir J Dilaporkan Kamaruddin Simanjuntak, Siapa Dia?
CWR 3.0 yang baru dirilis pada Agustus 2022 kemarin, menambahkan 3 workstream lain yaitu ESG, risiko keuangan, dan manajemen aset.
Dengan melakukan pendalaman dan memperluas transformasi bisnis, pada tahun 2020 Cash War Room dapat merealisasikan cash release sekitar Rp 20 triliun dan tambahan cash release sekitar Rp 7 triliun di tahun 2021.
Kenaikan EBITDA di tahun 2021 sekitar Rp 6 triliun dapat terealisasi yang merupakan hasil dari intervensi dan fokus pada perbaikan KPI.
Baca Juga: 7 Daerah di Banten Dapat Penghargaan dari BKN, Kabupaten Pandeglang Tak Kebagian
Pada 2020, sebagai respons terhadap kondisi pandemi yang mana PLN dihadapi dengan uncertainties, PLN memulai program transformasi dengan pengembangan yang selalu dilakukan hingga saat ini telah memiliki 29 breakthrough, di mana 21 breakthrough terkait dengan digitalisasi.
Digitalisasi program transformasi PLN mulai dari hulu sampai ke hilir, mulai dari pengelolaan energi primer yang terintegrasi dengan sistem digital dari Ditjen Minerba, pembangkitan, EAM transmisi dan distribusi, sampai pelayanan pelanggan.
“Hingga akhir 2021, tercatat Aset PLN sebesar Rp 1.610 triliun, dengan besaran belanja operasional (OPEX) Rp 323 triliun dan belanja modal (CAPEX) sebesar Rp 60 triliun,” tuturnya.
Baca Juga: Gegara Kasus Kredit Fiktif, Pemkab Pandeglang Wacanakan Pemindahan Gaji Pegawai di Bank BRI
“Oleh karena itu, kami harus bisa mengelola aset tersebut dengan memperhatikan keseimbangan antara risk and return melalui penerapan GRC,” ujar Sinthya.
Menurut Sinthya, keberhasilan integrasi GRC dalam program CWR tidak terlepas dari dukungan tim yang dinamis, kolaboratif dan kinerja unggul.
Dibutuhkan mindset terkait financial sustainability serta pengambilan keputusan yang cepat, tepat dan aman untuk dapat memastikan penerapan GRC berjalan secara optimal.
Baca Juga: Tasya Farasya Ketemu Langsung Kak Jill Shine Penjual Gorden Viral di TikTok: Aslinya Wangi Banget
Keynote Speaker GRC Summit 2022, Former Principal, Global Leader GRC of Delloite Consulting & President of Business Solution, Inc., Lee Dittmar menyebutkan, terdapat three persistent theme yang harus diperhatikan ketika pertama kali berbicara GRC.
Tema pertama adalah Integrated GRC, yang berarti kapabilitas GRC terintegrasi ke korporasi dan menjadi bagian dari strategi dan visi perusahaan, tema kedua adalah yang sangat penting.
Tema itu adalah Leverage Technology, proses GRC akan sulit dilakukan tanpa teknologi khususnya di perusahaan besar, dan terakhir adalah pursue value.
Baca Juga: Hukum LGBT Lesbian Gay Biseksual dan Transgender Menurut Ustad Abdul Somad dan Cara Menanganinya
“GRC tidak akan menambah biaya sama sekali bila dilakukan dengan benar,” tegas Lee.
GRC adalah sesuatu yang dapat diimplementasikan dalam operasional perusahaan sehari-hari, bahkan di perusahan besar dengan kompleksitas seperti PLN dan terlihat hasilnya melalui peningkatan kinerja keuangan.
Tanpa disadari PLN telah mengimplementasikan Three Presistence Theme GRC seperti yang disebutkan Lee.
Baca Juga: Harta Kekayaan Rektor Unila Prof Karomani yang Kena OTT KPK, Punya Utang Rp476 Juta
“Semakin tinggi pencapaian tujuan PLN dalam menjalankan bisnis, menunjukkan three persistence theme GRC bekerja dengan baik,” tutup Sinthya. ***