BANTENRAYA.COM – Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Tanjung Lesung, layu sebelum berkembang.
Sebab, di lapangan tidak ada perkembangan yang signifikan utuk menunjang KEK Tanjung Lesung yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Februri 2015 silam.
Fasilitas penunjang KEK Tanjung Lesung yang lebih dulu dibangun, kini mun seperti diterlantarkan salah satunya gedung dan bangunan megah di Kampung Wisata Cikadu, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang.
Infrastuktur yang menguras APBN hingga Rp 80,9 miliar dan dikerjakan 2016-2018 itu, kini mulai rusak disejumlah titik lantaran tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Raker dan Silaturahmi AFFCO Group Astra Banten, Meriah dan Penuh Keakraban
Berdasarkan pantauan Bantenraya, gedung di Kawasan Wisata Cikadu ini terbilang lengkap mulai dari kawasan-boulevard, plaza, pendopo, dan pelataran parkir, pendopo dan gallery batik dan kerajinan. Kini, kondisi bangunan tersebut tampak memprihatinkan. Atap bangunan terlihat sudah ada yang bolong dan rumput liar terlihat tumbuh subur di kawasan ini.
“Bangunan ini memang sudah lama dibiarkan kosong dan belum pernah digunakan kecuali untuk kegiatan-kegiatan warga saja,” kata Asep warga sekitar, Rabu 13 Juli 2022.
Asep menyayangkan dengan diterlantarkannya gedung tersebut. Padahal menurutnya, fasilitas di kawasan KSPN sangat mendukung terutama untuk kegiatan ekonomi sperti pasat.
“Sayang uangnya kalau setelah selesai hanya dibiarkan kososng seperti ini,” ujarnya.
Baca Juga: Singkirkan Timnas Indonesia di Piala AFF U-19, Thailand dan Vietnam Kena Batunya
Kepala Seksi Pemerintahan Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Samsudin membenarkan jika bangunan tersebut belum pernah difungsikan. “Iya memang sudah lama tidak difungsikan. Gedung itu informasinya punya pusat namun sudah diserahkan ke Pemkab Pandeglang,” katanya.
Dikutip dari laman pu.go.id, bangunan di Kawasan Wisata Cikadu Panimbang ini merupakan dukungan Kementerian PUPR dalam mengembangkan KSPN Tanjung Lesung. Tanjung Lesung merupakan salah satu dari 10 KSPN prioritas yang ditetapkan Pemerintah untuk dikembangkan dan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Pembangunan kawasan pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu dengan infrastruktur, terutama jalan, sanitasi, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk berdasarkan rencana induk pembangunan infrastruktur,” jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, kala itu.
Dalam laman pu.go.id juga dijelaskan jika Kementerian PUPR melakukan penanganan infrastruktur permukiman untuk mendukung KSPN Prioritas melalui dua pendekatan yaitu infrastruktur yang langsung menunjang lokasi wisata dan yang menunjang permukiman (kawasan penyangga) di sekitar lokasi tujuan wisata. Pembangunan KSPN Tanjung Lesaung dilakukan sejak tahun 2016 hingga 2018 dengan total anggaran sebesar Rp 80,9 miliar melalui Ditjen Cipta Karya.
Infrastruktur yang dibangun di zona utama Kampung Wisata Cikadu berupa amphiteater, taman bermain, dan restoran apung. Selain itu, di kawasan pendukung dibangun gerbang kawasan-boulevard, plaza, pendopo, dan pelataran parkir, pendopo dan gallery batik dan kerajinan dengan anggaran Rp 40 miliar. Selain itu juga dibangun ruang tebuka hijau berupa lapangan sepakbola dan area pejalan kaki dengan anggaran Rp 9,4 miliar.
Infrastruktur untuk mendukung penyehatan lingkungan juga disediakan berupa toilet wisata, tempat pengelolaan sampah dengan prinsip Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R), dan MCK Komunal dengan total anggaran Rp 11 miliar. Untuk memenuhi kebutuhan air minum dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan nilai Rp 19,88 miliar. ***